TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan penyerangan terhadap warga Syiah di Sampang, Madura, kemarin. Selain mengganggu kerukunan dan ketentraman, Presiden menyesalkan bentrok terjadi masih dalam suasana Lebaran.
"Terlebih sekarang ini masih dalam suasana Lebaran, setelah baru saja menjalankan ibadah puasa selama satu bulan yang penuh tantangan. Sehingga sangat disesalkan harus terjadi peristiwa itu," kata Yudhoyono di Istana Negara, Senin, 27 Agustus 2012. Menurut dia, momen Lebaran semestinya diisi dengan saling memaafkan, bukan bentrok atau perselisihan.
Kemarin, bentrok terjadi di Kampung Nangkernang, Karang Gayam, Omben, Sampang, Madura, Jawa Timur. Kekerasan menyebabkan dua tewas dan sejumlah orang terluka. Sebanyak 35 rumah warga Syiah juga habis dibakar.
Hari ini Yudhoyono menggelar rapat mendadak untuk mencari solusi di Sampang. "Memang persoalannya kompleks. Di satu sisi memang berkaitan dengan keyakinan, tetapi di sisi lain juga merupakan konflik internal keluarga yang akhirnya saling bertautan dan masing-masing punya pengikut. Lalu terjadilah insiden atau aksi kekerasan yang sangat kami sesalkan itu," kata SBY.
Untuk mencari solusi agar insiden serupa tak terjadi lagi, Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradoppo dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono akan ke lokasi bentrok siang ini. Kemudian, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin akan menyusul ke sana malam ini.
Kerusuhan di Sampang kemarin bukan yang pertama kali terjadi. Warga Syiah juga diserang sejumlah orang pada tahun 2006 dan Desember 2011. "Jadi dalam satu tahun ada dua kali bentrok," ujar Yudhoyono.
ARYANI KRISTANTI