TEMPO.CO, Yogyakarta- Terik menyengat Taman Pintar di Kota Yogyakarta. Di halaman gedung oval, mantan Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto, dan Kepala Kantor Pengelolaan Taman, Ita Rustanti, berdiri bersama sejumlah pegawai. Sejumlah polisi pariwisata hilir mudik memantau kabar dari radio panggil di genggaman tangan. Rabu siang 13 Agustus 2012, Taman Pintar kedatangan tamu istimewa.
Pukul 11.40 WIB, sang tamu yang sudah ditunggu-tunggu datang. Berbatik lengan panjang dengan motif gurda dengan setelan celana hitam, dia adalah mantan Presiden RI Bacharuddin Jusuf Habibie. Habibie datang diiringi lima cucunya: Tifani Mutiarahati Rahima Tahira Habibie (10 tahun), Muhammad Pasha Nur Fauzan Habibie (17 tahun), Farhan Sultan Habibie (13), Farrah Azizah Habibie (13), dan Felicia Rasyida Habibie (5).
Rombongan ini langsung menghampiri sebuah monumen di halaman Taman. Di atas monumen, terpampang nama Habibie dengan sebuah pesan tertoreh di permukaan prasasti di bagian bawah monumen. Isi pesannya, “Perjuangan Indonesia tenteram, sejahtera, dan makmur tidak boleh berhenti.” Agaknya, dia ingin memperlihatkan prasasti yang ditandatanganinya di Jakarta, 8 Oktober 2005, itu.
Sesaat berhenti di sini, Habibie “diserbu” pengunjung Taman. Mereka berusaha menjabat tangan pakar pesawat terbang internasional itu. “Ayo salaman biar ikut pintar,” suara seorang ibu meminta anaknya bersalaman dengan Habibie, terdengar dari kerumunan.
Lepas menyambangi monumen, Habibie mengajak cucunya memasuki gedung oval. Di sini, mereka mampir di sejumlah zona. Wahana baju antiradiasi dan listrik, misalnya. Di salah satu zona biologi, Habibie menyempatkan diri menjajal Mas Jrangkong.
Wahana ini memperkenalkan susunan rangkaian tulang pada tubuh manusia membentuk kerangka. Di tempat ini diperlihatkan bagaimana kerangka manusia bergerak. Wahana ini sebenarnya terlihat sederhana. Terdiri dari dua sepeda ontel, satu sepeda dikendarai sebuah kerangka manusia (jrangkong). Adapun satu sepeda yang lain bisa dikendarai pengunjung.
Kedua sepeda dihubungkan oleh sebatang poros di roda bagian belakang. Saat seorang mengayuh satu sepeda, praktis jrangkong di atas sepeda lain akan bergerak ikut mengayuh. Tak ayal, tingkah mantan Presiden ini segera menarik perhatian fotografer media. Mereka langsung berlomba menjepretkan kamera ke arah Habibie.
Ini bukan kunjungan pertama kali Habibie ke Taman Pintar Yogyakarta. “Taman Pintar banyak sekali kemajuannya,” katanya.
Habibie mengatakan diskusi kecil sempat dia lakukan dengan para cucunya sebelum berkunjung ke Taman Pintar. Menurut dia, awalnya cucu-cucunya enggan mengunjungi Taman dan memilih lokasi lain untuk dikunjungi. “Masuk (Taman Pintar) masih ngomel, sekarang malah tidak mau keluar (keasyikan),” katanya.
ANANG ZAKARIA