TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Cina, Yang Jiechi di Gedung Pancasila, kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2012. Pertemuan tertutup kedua menteri kemudian dilanjutkan dengan joint commission for bilateral cooperation.
"Kami membahas banyak permasalahan, baik masalah bilateral, regional, dan bahkan global," kata Marty kepada wartawan, Jumat petang. "Saya menyambut baik kedatangan Menteri Luar Negeri Cina ke Jakarta."
Menurut Marty, yang perlu digarisbawahi dalam pertemuan tersebut adalah bahwa Indonesia dan Cina sejauh ini menikmati hubungan kerja sama strategias yang dijalankan keduanya. "Kolaborasi kami secara bilateral dan regional telah menghasilkan sesuatu yang positif, stabil, dan prospektif," ujar dia.
Dalam pertemuan, kedua menteri juga menegaskan kembali komitmen untuk mencapai target perdagangan bilateral sebesar US$ 80 miliar pada 2015 mendatang dan menekankan pentingnya hubungan perdagangan dua arah yang kuat, seimbang, dan berkelanjutan.
Selain itu, kedua menteri membicarakan masalah situasi Laut Cina Selatan yang memanas belakangan ini. Dalam pembicaraan, dibahas mengenai perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan yang merupakan tanggung jawab bersama semua negara di kawasan tersebut. "Kami berkomitmen untuk menciptakan stabilitas wilayah," ucap Marty.
Ihwal stabilitas di Laut Cina Selatan, Indonesia bersama Cina dan negara ASEAN lainnya akan terus bekerja sama bagi implementasi penuh dan efektif tentang Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea, membangun rasa saling percaya, meningkatkan kerja sama, memelihara perdamaian dan stabilitas, serta bekerja atas dasar konsensus bagi diadopsinya sebuah code of conduct di Laut Cina Selatan.
Menteri Luar Negeri Cina Yang Jiechi menyatakan pertemuan kali ini berlangsung konstruktif dan produktif. Menurutnya, kedua negara akan meningkatkan hubungan kerja sama ke level yang lebih tinggi dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan ketahanan pangan. "Cina akan bekerja keras bagi keseimbangan dan perkembangan kerja sama perdagangan dengan Indonesia dalam konteks ASEAN Free Trade Area," katanya.
Yang juga berharap perusahaan-perusahaan Cina dapat lebih meningkatkan investasinya di Indonesia dalam bidang infrastruktur, energi, manufaktur, budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. "Kedua negara juga setuju meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan," ujarnya.
PRIHANDOKO