TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Taufik Kiemas, berkukuh, tokoh yang semestinya mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2014 mendatang adalah tokoh-tokoh baru. Ketua MPR RI ini percaya tokoh baru akan muncul dengan sendirinya menjelang pilpres nanti.
"Siapa yang menyangka Mega dan Gus Dur muncul?" kata Taufik di kediamannya, Jakarta, Kamis malam, 2 Agustus 2012. "Bego-bego gitu, dua-duanya jadi presiden. Dua-duanya enggak tamat sekolah jadi presiden. Apalagi sekarang pintar-pintar."
Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas di Perguruan Cikini Jakarta pada 1965, Megawati sempat belajar di perguruan tinggi. Dia pernah kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung hingga 1967 dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia hingga 1972. Namun keduanya tidak sampai selesai.
Adapun bekas Presiden Abdurrahman Wahid pernah tidak naik kelas saat menempuh pendidikan sekolah menengah pertama pada 1954. Ketika belajar di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, pada November 1963, Gus Dur tidak mampu menunjukkan bukti bahwa dia bisa belajar bahasa Arab. Meski semua orang tahu, Gus Dur sangat fasih bercas-cis-cus dalam bahasa Arab.
Menurut Taufik, Indonesia adalah negeri yang ajaib karena setiap zamannya pasti melahirkan sosok pemimpin yang pandai-pandai. "Kita ini kan sangat plural. Enggak disangka-sangka kan (munculnya sosok pemimpin itu)," ujar dia.
Ia berpendapat, figur yang cocok memimpin bangsa ini harus memiliki sikap berani bertanggung jawab. "Mau dia dari politikus atau dari dunia pendidikan, kalau enggak bertanggung jawab, ya, susah juga."
Ihwal capres dari partainya, Taufik menyatakan akan mempersiapkan tokoh muda. Ia juga menganggap partainya akan membuka ruang bagi kehadiran tokoh-tokoh lain di luar partai sebagai capres. "Siapa yang mampulah, ya. Kan obyektif juga partai ini," kata dia.
PRIHANDOKO