TEMPO.CO, Bandung -Direktur Umum PT Dirgantra Indonesia Sukatwikanto mengatakan, perusahaan sudah mengantungi kontrak pekerjaan senilai Rp 8 triliun. “Kontrak pekerjaan ini dari luar dan dalam (negeri) yang bisa dikerjakan sampai 4 tahun ke depan,” katanya di Bandung, Rabu, 18 Juli 2012.
Menurut dia, kontrak dari dalam negeri berasal dari pemerintah untuk pemenuhan alutsista dalam negeri. Untuk mengerjakan pesanan itu, PT Dirgantara menunggu realisasi penyertaan modal dari pemerintah. ”Dalam modal kerja itu, harus ada buffer stock, supaya pengiriman tepat waktu,” katanya.
Sukatwikanto mengatakan, total modal dari pemerintah yang diusulkan PT Dirgantara untuk revitalisasi industrinya, yakni Rp 2,06 triliun. Pemerintah, sudah menyetujui menyuntik Rp 1,6 triliun. ”Harapan kami, Rp 1 triliun itu bisa diterima bulan ini,” ucap dia.
Sejumlah rencana revitalisasi sudah dipersiapkan dari modal pemerintah itu. Program revitalisasi yang dipersiapkan perusahaan di antaranya itu adalah regenerasi karyawan, pembelian mesin dan fasilitas baru.
Asisten Direktur Utama Bidang Sistem Jaringan PT Dirgantara Indonesia Sonny Saleh Ibrahim mengatakan, sebagian duit itu akan dipakai untuk belanja investasi. ”Kira-kira Rp 500 miliar,” kata dia.
PT Dirgantara berencana menambah sejumlah mesin baru untuk mendongkrak kapasitas produksinya. Sonny mencontohkan, dengan menambah mesin baru, 1 set komponen CN 235 yang asalnya butuh waktu 7 minggu, bisa dikerjakan hanya 3 minggu.
Penambahan mesin itu juga dibutuhkan untuk membidik pesanan baru. Diantaranya, PT Dirgantara tengah membidik pengerjaan komponen sayap pesawat Airbus 350. Saat ini PT Dirgantara baru mendapatkan pekerjaan pembuatan hidung pesawat itu senilai 60 ribu US Dollar.
AHMAD FIKRI