Jamaah Mahfilud Dhiror Sudah Puasa Besok

Sejumlah ahli rukhyat  memantau posisi bulan serta matahari saat sidang Isbat  di Departemen Agama RI, Jakarta, Minggu (31/8). Sejumlah tokoh, ulama melakukan sidang Isbat untuk menentukan permulaan awal puasa bulan Ramadhan.FOTO ANTARA
Sejumlah ahli rukhyat memantau posisi bulan serta matahari saat sidang Isbat di Departemen Agama RI, Jakarta, Minggu (31/8). Sejumlah tokoh, ulama melakukan sidang Isbat untuk menentukan permulaan awal puasa bulan Ramadhan.FOTO ANTARA

TEMPO.CO, Jember---Lebih lima ribu orang warga Kabupaten Jember Jawa Timur memastikan akan mulai berpuasa besok, Kamis, 19 Juli 2012. Mereka adalah penghuni pondok pesantren Mahfilud Dhiroor, di Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk, serta masyarakat di sekitarnya.

"Hasil hitungan kami memastikan besok tanggal satu Ramadhan,"ujar pengasuh pesantren, KH. Ali Wafa, Rabu, 18 juli 2012.

Sebagai tanda mengawali puasa, mereka melakukan shalat tarawih berjamaah mulai malam ini. Shalat tarawih akan dilakukan di masjid pesantren dan sekitar 20 masjid dan musholla di desa/kecamatan itu. Ali mengaku tidak khawatir keputusan itu akan memicu konflik. "Karena kami sudah melakukan seperti ini sejak 186 tahun lalu," kata Ali.

Perbedaan penentuan awal Ramadhan dengan pemerintah dan ormas lain itu, menurut dia, tidak harus dipermasalahkan. Masalah itu, sama saja dengan penentuan satu Syawal atau Idul Fitri dan penetapan Idul Adha. "Itu masalah 'khilafiyah' atau 'ikhtilaf'. Dalam Islam Ikhtilaf bukan masalah atau konflik. Perbedaan itu adalah rahmat,"katanya.

Pondok pesantren Pondok Pesantren Mafilud Dhiroor telah bertahun-tahun melakukan keyakinan yang berbeda atau 'melawan arus' dalam soal penetapan awal puasa, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Segenap penghuni dan juga alumni pondok shalaf itu meyakini dan menggunakan sistem "khumasi"(dari bahasa Arab, yang berarti Lima/khomsatun), yang
berdasarkan pada kitab 'Nazahatul Majaalis', karangan Syeh Abdurrohman As Shufuri As Syafi'i.

Dengan sistem perhitungan 'khumasi' itu, penentuan awal puasa Ramadhan bisa ditentukan dengan cara menghitung lima hari dari hari raya Idul fitri tahun sebelumnya. Dengan sistem itu, karena awal puasa tahun lalu, jatuh pada hari Minggu, maka tahun ini awal puasa jatuh pada hari Kamis, besok 19 Juli 2012.

Kepala Seksi Urusan Agama Islam Kantor Kantor Kemneterian Agama Kabupaten Jember, H.Muslih, mengatakan keyakinan mengawali puasa yang dilakukan warga pesantren Mahfilud Dhiroor dan ribuan pengikutnya itu adalah realitas yang mesti dihormati oleh umat Islam. "Mereka meyakini itu dengan dasar yang kuat melakukannya. Ya sudah, kita hargai dan hormati keyakinan itu," katanya.

Kepala Kepolisian Sektor Jelbuk, Ajun Komisaris Polisi Bambang Purwo Sutopo, mengaku telah berkoordinasi dengan pihak pondok kalau Mahfilud Dluror akan menjalankan puasa sehari lebih dulu dibandingkan pemerintah. “Kami sudah koordinasi dengan Pak Kiai, dan itu memang keyakinan di sana. Kami menghormati, begitu juga dengan warga di sini. Dan tidak pernah ada persoalan sosial,” ujar Bambang.

MAHBUB DJUNAIDY