TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Menteri Kesehatan, yang juga mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Ali Ghufron Mukti, mengaku kecewa berat dengan banyaknya temuan joki di Ujian Masuk Program Internasional Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) 2012.
“Itu sangat ilegal dan merusak moral profesi dokter. Saya sangat kecewa,” kata Ali menjawab pertanyaan Tempo saat ia mendampingi Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr dalam kunjungannya ke Yogyakarta, Sabtu, 14 Juli 2012.
Pada Jumat kemarin, 13 Juli 2012, sebanyak 52 joki Ujian Masuk Program Internasional Fakultas Kedokteran UGM 2012 ditangkap petugas pengawas Rektorat UGM karena diduga kuat membantu para peserta ujian untuk mendapatkan kunci jawaban saat mengerjakan ujian.
Para joki tersebut kini tengah diperiksa Kepolisian Resor Sleman beserta alat bukti yang digunakan.
“Profesi dokter itu sebuah pilihan nan mulia. Kalau belum jadi dokter saja sudah rusak dulu moralnya dan melanggar hukum, terus kalau jadi nanti bagaimana?” kata Ali.
Terkait dugaan praktek perjokian di angkatan-angkatan sebelumnya di Fakultas Kedokteran, Ali mengaku, selama menjadi dekan, dirinya hanya mendapati satu kasus praktek joki. “Waktu itu hanya satu yang kami temukan dan langsung tidak kami terima,” kata Ali.
Meski kecewa dengan banyaknya kasus yang terungkap pada tahun ajaran ini, Ali mengapresiasi kerja tim UGM yang bisa bergerak cepat mengungkap praktek itu, sehingga almamater UGM dan profesi dokter bisa terselamatkan.
“Seharusnya ada tes tambahan bagi para mahasiswa baru kedokteran yang sudah diterima. Bukan tes ulang, tapi tes wawancara agar terlihat siapa yang memang benar-benar layak diterima,” kata dia. Perlunya tes berlapis ini, menurut Ali, akan membuat pihak-pihak yang ingin memanfaatkan jalan praktis menjadi dokter terpaksa harus berpikir dua kali.
Kepala Humas dan Protokoler UGM Suryo Baskoro menuturkan Fakultas Kedokteran merupakan fakultas yang paling diminati calon mahasiswa se-Indonesia. Ada sekitar 7.000 pendaftar pada SNMPTN beberapa waktu lalu. “Jumlah peminat untuk Fakultas Kedokteran tertinggi peminatnya,” kata dia.
UGM tahun ini juga membebaskan biaya Sumbangan Pengembangan Potensi Akademik kepada 66 mahasiswa baru Fakultas Kedokteran. Dari 200-an mahasiswa yang diterima, hanya 33 orang yang membayar penuh uang sumbangan SPMA yang besarnya Rp 100 juta.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terkait:
Hadapi Mafia Joki, UGM Akan Kerahkan Ahli IT
52 Joki Ujian Masuk UGM Ditangkap
Hadang Joki, UGM Kerahkan 1.100 Pengawas
Masuk Kedokteran Unair Minimal Harus Bayar Rp 175 juta
Pembatasan Biaya Masuk PTN Masih Dikaji
Harus Beli Mayat, Masuk Kedokteran Unibraw Jadi Mahal
Uji Kompetensi Guru Tak Pengaruhi Gaji
Mahasiswa Muhammadiyah Tolak Pengesahan RUU Perguruan Tinggi
47 Persen Madrasah Belum Terakreditasi
DPR Tolak Sekolah Swasta Tarik Dana Masyarakat
Biaya Masuk Undip Termurah Rp 8 Juta