TEMPO.CO, Jakarta - "Aku mau nyumbang buat gedung baru (KPK)," kata Dhea dengan kalimat terbata. Wanita ini duduk manis di sebuah kursi roda. Senyumnya mengembang kala ia membubuhkan tanda tangannya di kuitansi yang disodorkan petugas pengumpul koin untuk pembangunan gedung baru KPK, Selasa, 10 Juli 2012.
Mahasiswa semester II Universitas Indonesia ini menulis dua puluh lima ribu rupiah di kuitansi dengan terus mengembangkan senyum. "Aku senang," kata dia. Menurut Endang, ibunda Dhea, dia datang untuk menemani anak semata wayangnya. "Ini keinginan Dhea sendiri."
Endang menjelaskan, pengucapan lafal Dhea memang terbata karena Dhea mengidap penyakit Cerebral Palsy. Cerebral Palsy adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan berpikir.
Dengan kalimat yang sangat terbata, Dhea berharap semoga semakin banyak yang menyumbang untuk pembangunan gedung baru KPK ini. "Supaya pemberantasan korupsi jalan terus," kata dia.
Ini merupakan hari ke-14 sejak dibukanya posko saweran gedung KPK yang digalang Indonesia Corruption Watch (ICW) pada 26 Juni lalu.
Hingga pukul 16.00 kemarin, telah terkumpul dana Rp 216.000.624. Rencananya, penggalangan dana tersebut akan terus dilakukan hingga Dewan Perwakilan Rakyat memberikan sikap. Namun hingga saat ini persetujuan pengucuran dana tersebut tertahan di Komisi III DPR.
NURLAELA
Berita Terkait:
Mau Menyumbang untuk Gedung KPK, Ini Syaratnya
Kambing dan Kelapa Bisa Jadi Sumbangan Gedung KPK
Gedung Baru KPK Ditolak=Serangan Balik Koruptor
DPR Tahan Anggaran Gedung KPK Dua Kali
Politikus Senayan Ribut Gedung Baru KPK
Soal Gedung Baru KPK, Sikap Fraksi Masih Terpecah
Marzuki Bantah DPR Jegal Pembangunan Gedung KPK