TEMPO.CO, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mendesak pemerintah pusat untuk membangun jembatan di Selat Bali.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Banyuwangi, Mujiono, mengatakan jembatan tersebut perlu dibangun karena kepadatan kendaraan yang akan menyeberang ke Bali atau sebaliknya semakin meningkat.
Alasan lainnya, dalam tiga tahun terakhir lalu lintas kapal yang melayani penyeberangan melalui Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk sangat padat. Sementara jumlah dermaga terbatas. "Sebelumnya, jarak tempuh penyebrangan hanya 30 menit sekarang sudah 1 jam," kata Mujiono kepada wartawan, Kamis, 5 Juli 2012.
Menurut dia, dampak dari tidak adanya jalur selain laut, mengakibatkan antrian panjang kendaraan saat pelabuhan ditutup karena cuaca buruk. Akibatnya, sektor ekonomi terhambat.
Ketua Komisi Pembangunan DPRD Banyuwangi, Zaenal Arifin Salam, mendukung adanya jembatan Selat Bali. Menurut dia, jembatan tersebut nantinya akan mendongkrak sektor ekonomi dan pariwisata. "Dari segi keamanan juga lebih aman memakai jembatan ketimbang laut," kata dia.
Menurut Zaenal, DPRD secara kelembagaan akan ikut mendesak pembangunan jembatan ini kepada Kementerian Pekerjaan Umum.
Sejak Selasa, 3 Juli 2012 lalu, Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk sering ditutup karena cuaca buruk. Penutupan berlangsung antara 3 jam hingga 8 jam. Akibatnya antrian kendaraan mencapai hingga 6 kilometer.
IKA NINGTYAS
Berita Terkait:
Banyuwangi Usulkan Jembatan Selat Bali
Proyek Jembatan Selat Sunda Tunggu Studi Kelayakan
Pembangunan Jembatan Selat Sunda Terancam Mundur
Menteri Keuangan Tolak Jamin Studi Kelayakan Jembatan Selat Sunda
Alasan Agus Marto Merevisi Perpres Selat Sunda
Dana Studi Kelayakan Selat Sunda Maksimal Rp 1,5 T
Tommy Winata Lirik Bangun Jembatan Selat Sunda