TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan, Tubagus Hasanuddin, menilai pemerintah tidak transparan dalam rencana pembelian tank Leopard dari Jerman. \"Saya kaget ada pemindahan pembelian dan belum dikomunikasikan dengan kami,\" kata Hasanuddin di komplek parlemen Senayan, Selasa, 3 Juli 2012.
Padahal sebelumnya, kata Hasanuddin, pemerintah sudah memastikan akan membeli alat berat ini dari Belanda. Menurut dia, Kementerian Pertahanan harus segera menjelaskan pada Komisi mengenai perubahan ini. Hingga saat ini, Hasanuddin melanjutkan, belum ada pembahasan detail mengenai perubahan ini. Ia khawatir perubahan akan mempengaruhi hubungan diplomatik Indonesia dengan beberapa negara. \"Sebelumnya sudah sepakat bahwa tank Leopard dari Belanda, tapi beli dari Jerman.\"
Selain perubahan lokasi, Hasanuddin juga meminta Kementerian Pertahanan memastikan pembelian Leopard juga diikuti dengan transfer teknologi. \"BUMN harus disiapkan untuk transfer teknologi.\"
Kemarin Kementerian Pertahanan mengumumkan akan membeli tank berat Leopard dari Jerman sebanyak 100 unit. Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Syamsoeddin, mengatakan perubahan negara diputuskan dengan pertimbangan memperoleh kepastian waktu dan target dari volume peralatan militer yang diperlukan. Menurut Sjafrie, proses pembelian dari Jerman relatif lebih lancar. Sampai akhir Juni, Belanda masih belum memberi persetujuan.
Alokasi anggaran untuk pembelian 100 unit MBT Leopard sudah disepakati DPR senilai US$ 280 juta dengan sistem pinjaman luar negeri. Pinjaman ini sudah disesuaikan dengan aturan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Keuangan. Untuk mempercepat pembiayaan, Kemenhan akan melakukan akselerasi aspek pengawasan yang dilaksanakan oleh tim pencegahan dan penyimpangan pengadaan barang dan jasa.
Sjafrie menjanjikan, pengadaan tank Leopard mulai dilakukan tahun ini. Dari 100 yang dipesan pada Oktober 2012, sudah ada sekitar 15 unit yang sampai ke Indonesia.
Anggota Komisi Pertahanan dari Demokrat, Max Sopacua, mengatakan tidak ada yang salah dari perubahan negara. Dalam jual beli, biasa saja terjadi pergantian. Apalagi selama ini masih ada pro dan kontra dari parlemen Belanda untuk menjual tank itu pada pemerintah Indonesia. \"Kita tidak bisa menggantungkan kepentingan pada satu negara. Selama prosesnya on the track tidak ada persoalan.\"
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terpopuler
Awal Ramadhan Muhammadiyah dan NU Berbeda
Korupsi Al-Quran Ganggu Citra Golkar dan Ical
KPK Kembangkan Pengusutan Korupsi Al-Quran
Tiap Tahun, Proyek Quran Dikerjakan Satu Pengusaha
Sambut Presiden, Bupati Kosongkan Rumah Jabatan
Alasan Anggaran Al-Quran Melonjak Drastis