TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resort Sidoarjo mengamankan 37 imigran gelap asal Iran, Afganistan, dan Turki pada Rabu, 27 Juni 2012. Mereka diantaranya 29 laki-laki dewasa, empat wanita dewasa dan empat anak-anak --dua laki-laki dan dua perempuan. Hingga kini mereka masih di Markas Polres Sidoarjo untuk didata. "Kepada petugas mereka mengaku tujuannya adalah ke Australia. Mereka berasal dari Iran, Afganistan dan Turki," kata Kepala Polsek Jabon Ajun Komisaris Polisi Sunaryo.
Ia mengatakan, penangkapan ini berawal dari kecurigaan pemilik rental mobil, H. Maksum, warga Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo. Saat itu, sebanyak 20 imigran menyewa mobil dari Maksum untuk minta diantar ke salah satu hotel di Surabaya.
Takut terjadi sesuatu karena membawa penumpang yang mencurigakan, di tengah jalan Maksum diam-diam menelpon anggota Kepolisian Sektor Jabon. Menindaklanjuti laporan itu, personel Polsek Jabon kemudian menggelar razia dan menghentikan dua mobil sewa yang ditumpangi para imigran tersebut.
Polisi kemudian memeriksa kelengkapan dokumen dan identitas penumpang. Saat pemeriksaan, empat diantaranya berusaha kabur namun berhasil ditangkap kembali. Mereka lalu dibawa ke Polsek Jabon.
Karena diduga masih banyak imigran lain yang bersembunyi di sekitar pantai, personel Polsek Jabon bersama anggota Polres Sidoarjo kemudian melakukan penyisiran di pesisir pantai timur Sidoarjo. Akhirnya, sebanyak 16 imigran lainnya berhasil ditangkap.
Setelah dikumpulkan di Markas Polsek Jabon, mereka lalu dibawa dengan tiga truk dengan pengawalan ketat polisi dan saat ini diamankan di Markas Polres Sidoarjo.
Informasi yang didapatkan Tempo, para imigran ini berangkat melalui jalur laut untuk menghindari kecurigaan masyarakat. Mereka berangkat menggunakan kapal dari Probolinggo dengan tujuan Pantai Tlocor, Sidoarjo. Sesampai di pantai pesisir timur Sidoarjo, mereka kemudian naik ojek untuk mencari tempat persewaan mobil. Warga mengarahkan mereka ke jasa rental mobil Maksum itu.
DINI MAWUNTYAS