TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati peristiwa pembredelan Majalah Tempo pada tahun 1994, Tempo meluncurkan sembilan jilid buku Catatan Pinggir karya Goenawan Mohamad, mantan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo. Goenawan berharap kumpulan artikel Catatan Pinggir jilid-jilid berikutnya bukan lagi dirinya.
"Terima kasih untuk Tempo sudah susah payah menerbitkan. Semoga yang jilid berikutnya, bukan saya lagi," kata Goenawan yang tampil santai dengan pakaian polo shirt hitam di Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis, 21 Juni 2012.
Direktur Utama PT Tempo Inti Media, Bambang Harymurti mengatakan Catatan Pinggir adalah tulisan Goenawan pada salah satu rubrik di Majalah Tempo yang isinya kerap mengusik rasa nyaman. Menurutnya, tulisan-tulisan itu berisi pertanyaan dan pernyataan yang mengandung kebenaran tetapi membuat tidak nyaman. "Ini adalah inconvenience truth, atau kebenaran yang tidak nyaman, tapi kenyataan," kata Bambang.
Kekaguman pada tulisan Catatan Pinggir juga disampaikan Corporate Chief Editor PT Tempo Inti Media, Toriq Hadad. Menurut dia, tulisan sejak tahun 1976 itu tidak akan tertandingi. "Seperti memanjat tebing, setiap minggu ada target, dan minggu berikutnya selalu berusaha melampauinya," kata Toriq.
Torig berkisah salah satu pengalaman unik mengurus Catatan Pinggir. Suatu ketika Goenawan menulis Caping dari daerah di India. Karena laptopnya hilang, Goenawan mengirim setiap paragrafnya melalui 23 pesan singkat ke telepon genggam. "Judulnya Kotak Hitam, dan saya tidak bisa memprediksi isi setiap SMS berikutnya," kata Toriq yang saat itu menjabat Pemimpin Redaksi Majalah Tempo.
Peluncuran sembilan jilid Catatan Pinggir ini menjadi bagian dari acara Peringatan Peristiwa Pembredelan Pers Indonesia 21 Juni 1994-2012. Acara ini memperingati peristiwa pembredelan Majalah Tempo pada tahun 1994 bersama dua media lain, yaitu Editor dan Detik.
Sebagai peringatan, selama beberapa menit diputarkan film berisi peristiwa pembredelan Majalah Tempo dan demo berdarah usai pencabutan surat izin usaha penerbitan itu. Tempo juga mengundang tokoh yang disebut sebagai inspirator Goenawan, yaitu Marsillam Simanjuntak untuk memberikan pidato.
Selain peluncuran Caping sembilan jilid, Tempo juga meluncurkan sebuah buku berisi pilihan beberapa Caping dan tulisan lepas Goenawan. Kumpulan tulisan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Jeniffer Lindsay.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita terpopuler
KPK : Kitab Suci Saja Dikorupsi...
Beginilah Suasana Kerja di ATC Usai Sidak Dahlan
Dahlan Iskan Jadi Sopir Bupati Banyuwangi
Kronologis Penangkapan Pegawai Bea Cukai di Bandara Soetta
Wanita Ini 16 Tahun Hidup Tanpa Uang dan Bahagia