TEMPO.CO, Jakarta - Meski Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono memastikan tak ada perwira yang terlibat dalam penyelundupan 1,5 juta butir ekstasi dari Cina, Mabes TNI tetap akan menelusuri kasus itu. Terutama apakah ada oknum lainnya yang ikut terlibat atau siapa bos besar dalam kasus ini.
"Kami sedang mengembangkan lagi. Sudah sejauh mana keterlibatannya oknum ini," kata Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Selasa, 29 Mei 2012. "Adakah kemungkinan ada big boss lagi di atasnya."
Menurut Iskandar, dalam melakukan aksi penyelundupan, Serma S sejauh ini diketahui bekerja sendiri. Setelah dicek ke koperasi tempat ia bekerja, tidak ada satu alamat surat yang benar yang ditujukan ke Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
"Jadi, pada saat kemarin yang diikuti oleh BNN itu, semua alamatnya ke utara, tidak ada ke Bais TNI yang berada di Kalibata," ujarnya.
Pada Senin, 28 Mei 2012, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap kasus penyelundupan narkotik jenis ekstasi sekitar 1,5 juta butir. Barang haram itu ditemukan dalam sebuah kontainer dengan dokumen palsu.
Kontainer asal Shenzen, Cina, dengan tujuan Indonesia tiba pada 8 Mei 2012. Sampai di pelabuhan, kontainer itu diurus seseorang berinisial S yang memalsukan sejumlah dokumen kepabeanan. Saat memalsukan dokumen, S mengatasnamakan Primer Koperasi Kalta (Bais TNI) sebagai pemesan barang yang dikirim dari Cina.
WDA | ANT
Berita terkait
Panglima TNI Tindak Oknum Bais Penyelundup Ekstasi
Ekstasi Triliunan Diimpor Atas Nama Koperasi TNI