TEMPO.CO, Jakarta - Truk angkutan barang yang akan melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni masih mengantre hingga sepanjang enam kilometer (KM). Antrean truk saat ini terjadi hingga di dekat Pintu Tol Merak, Lingkungan Sumur Wuluh, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon atau sekitar 6 kilo meter dari Pelabuhan Merak.
Truk yang akan masuk ke Kawasan Pelabuhan Merak ini rata–rata harus menunggu 7 hingga 10 jam untuk bisa masuk ke Kawasan Pelabuhan Merak. Sebab, polisi yang berada di daerah Cikuasa Atas, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, atau 1 kilometer dari Pelabuhan Merak harus melakukan sistem buka tutup untuk mengatur truk yang masuk ke pelabuhan.
Sardani, 35 tahun, salah seorang sopir truk yang mengangkut barang kelontong dari Jakarta ke Lampung mengaku sejak pukul 04.00 WIB truk yang dibawanya sudah keluar Tol Merak. Namun, hingga pukul 09.00 WIB, dirinya belum bisa masuk ke kawasan pelabuhan. “Kondisi ini membuat bosan dan sangat merugikan kami,” kata Sardani kepada Tempo, Senin, 28 Mei 2012.
Sardani mengaku kesal dengan maraknya pungli Rp 100 ribu hingga RP 200 ribu. Ia bahkan harus menunggu sampai dua hari untuk bisa masuk ke pelabuhan lantaran tidak mau membayar. “Kalau kami mau bayar, pasti ada perlakuan khusus. Jadi tidak perlu lama berhari-hari antre di jalan,” katanya.
Kepala PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, La Mane, mengatakan pihaknya akan menindak tegas petugas pelabuhan yang melakukan pungli. “Kami akan bentuk tim untuk mencari bukti siapa yang melakukan pungli. Bila terbukti saya akan pecat,” kata dia tegas.
WASI’UL ULUM