TEMPO.CO, Malang - Ratusan mahasiswa Universitas Kanjuruhan (Unika) Malang, Selasa, 22 Mei 2012, menyegel kantor rektorat. Mereka menuding Rektor Unika, Hadi Sriwiyana, menggelapkan dana pendidikan ratusan mahasiswa pasca sarjana. "Dana pendidikan dikuasai secara pribadi sejak lima tahun lalu," kata koordinator mahasiswa, Busairi.
Mahasiswa mendesak Hadi menggembalikan uang dan mundur dari jabatannya. Mahasiswa juga mengancam bakal melaporkannya ke kepolisian dengan tuduhan penggelapan jika tuntutan mahasiswa tak segera ditanggapi. Mahasiswa pun marah karena sejak dua pekan lalu Hadi tak pernah masuk kampus.
Akibat penggelapan dana tersebut, sekitar enam ribu mahasiswa diploma dan sarjana tidak mendapat fasilitas kuliah yang memadai. "Ruang kuliah tak layak, kuliah tak nyaman," ujar Busairi.
Selain itu kesejahteraan dosen dan karyawan pun menurun yang mengakibatkan terganggunya proses perkuliahan. Bahkan sarana dan prasana kuliah semakin tak terurus. "Mahasiswa membayar mahal, tapi fasilitas minim," ucap Busairi.
Beradasar data Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Hadi mengumpulkan dana pendidikan mahasiswa pasca sarjana ke rekening pribadi. Dana yang terkumpul tidak diserahkan kepada Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi PGRI (PPLPT-PGRI).
Setiap tahun rata-rata jumlah dana pendidikan yang terkumpul mencapai Rp 1,5 miliar. Sehingga selama lima tahun dana yang digelapkan mencapai Rp 7,5 miliar. Sementara itu Hadi menghilang dan tak bersedia bertemu mahasiswa.
Ketua PPLPT-PGRI, Sunarto Djojodihardjo, mengaku telah mengundang Hadi untuk menjelaskan aliran dana tersebut. Namun Hadi menghindar dan tidak bersedia hadir dalam pertemuan dengan PPLPT-PGRI. "Kami menghargai sikap mahasiswa demi kebaikan masa depan kampus," tutur Sunarto.
Hingga berita ini ditulis, Hadi tidak bisa dimintai konfirmasi. Upaya Tempo untuk mencarinya, juga untuk mendapatkan nomor telepon selulernya tidak membuahkan hasil.
EKO WIDIANTO