TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional belum dapat memperkirakan berapa biaya operasi evakuasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100. “Saya belum hitung berapa jumlah keseluruhan pengeluarannya karena proses pencarian dan evakuasi juga masih berjalan,” kata Kepala Badan SAR Nasional Daryatmo saat dihubungi Kamis, 17 Mei 2012.
Daryatmo mengatakan, biaya operasi pencarian dan evakuasi korban tersebut tidak hanya dibiayai oleh Basarnas, tetapi juga disumbang juga oleh banyak pihak. Misalnya dari donatur, Palang Merah Indonesia, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat.
“Dari pihak Tentara Nasional Indonesia juga membantu evakuasi dengan paket dari institusi mereka sendiri,” kata Daryatmo. Oleh karena itu, menurut dia, akan sangat sulit menghitung berapa jumlah seluruh pengeluaran proses pencarian dan evakuasi tersebut.
Daryatmo menjelaskan tidak ada masalah dalam hal pendanaan pencarian dan evakuasi. Dana pencarian, menurut dia, terbilang cukup lancar dan tidak ada kekurangan. Daryatmo mengatakan tim relawan tidak pernah mempermasalahkan dana sebab yang terpenting adalah penemuan seluruh bagian tubuh korban terlebih dahulu.
Seperti diketahui, proses pencarian telah berlangsung 10 hari sejak tragedi Sukhoi SuperJet 100 terjadi pada 9 Mei 2012. Pesawat produksi Rusia itu lepas landas dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma pukul 14.12 untuk melakukan joy flight ke selatan Jakarta.
Sekitar 21 menit di udara, Yablontsev menghubungi menara kontrol di Bandara Soekarno-Hatta dan meminta izin turun dari ketinggian 10 ribu ke enam ribu kaki. Namun setelah itu, Sukhoi menghilang. Deteksi radar terakhir menunjukkan pesawat itu berada di wilayah Gunung Salak.
RAFIKA AULIA