TEMPO.CO, Kupang - Video perkelahian pelajar putri SMAN 5 dan SMAN 7 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menghebohkan warga Kupang. Perkelahian kedua pelajar putri itu berlangsung di depan Stadion Oepoi Kupang, Jumat, 4 Mei 2012.
"Saya mendapat gambar itu dari seorang teman sekolah yang merekam gambar perkelahian itu," kata Erik, salah seorang siswa sekolah menengah atas di Kupang.
Dalam video yang berdurasi 37 detik itu tampak kedua siswi siap berkelahi. Keduanya mengambil kuda-kuda ala karate. Anehnya, teman-teman korban yang berada di lokasi tidak berupaya melerai perkelahian itu. Mereka justru memberikan dukungan bagi kedua siswi yang berkelahi dan merekamnya.
Salah seorang remaja putri yang berkelahi dikabarkan bernama Winda. Tidak ada yang terluka dalam perkelahian itu. Keduanya akhirnya membubarkan diri dengan berlari meninggalkan lokasi itu, setelah sejumlah warga mendatangi lokasi.
Anggota DPRD NTT, Somie Pandie, menyesalkan perkelahian pelajar itu. Karena itu, dia meminta dinas pendidikan segera menyelesaikan persoalan itu karena sudah tersebar di publik. "Siswa tugasnya belajar, bukan berkelahi. Ini sangat memalukan," katanya.
Menurut Somie, perkelahian antarpelajar ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari guru dan pihak sekolah, termasuk kurangnya pembelajaran moral dan etika bagi para siswa. "Secara mutu pendidikan, sudah buruk, diperburuk lagi dengan moral buruk," katanya.
YOHANES SEO