TEMPO.CO, Surabaya - Seratus Polisi Wanita (Polwan) cantik berjoget bareng dengan ratusan buruh pada peringatan Hari Buruh sedunia, May Day, yang digelar di halaman Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, Selasa, 1 Mei 2012.
Diiringi alunan musik dangdut dari sebuah orkes yang bermain di atas panggung terbuka, aksi joget bareng ini merupakan bagian dari upaya polisi untuk mencegah anarkisme saat unjuk rasa May Day.
Acara di halaman Monumen Tugu Pahlawan Surabaya digelar bersama antara 33 perwakilan buruh dan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Catatan Sipil Jawa Timur. "Kami sengaja gelar aksi yang berbeda. Di sini buruh diharapkan bisa bersenang-senang pada Hari Buruh ini," kata Sahroni, ketua panitia yang mewakili buruh.
Tak hanya berjoget bareng, sekitar 500 buruh juga akan mendapatkan aneka doorprize, seperti sebuah sepeda motor, belasan sepeda gunung, kulkas, mesin cuci, televisi, serta aneka barang lainya.
Kepala Disnakertransduk, Hary Soegiri, membantah acara panggung terbuka tersebut sebagai bentuk pembungkaman terhadap buruh. Apalagi setelah pembagian doorprize buruh juga dipersilahkan untuk berorasi bergantian.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, yang juga hadir dalam acara tersebut berharap dengan bersatunya 33 elemen buruh itu terus terjalin. "Inilah cara perayaan yang baik. Berunjuk rasa tidak harus berpanas-panas. Apapun tuntutan para buruh kami apresiasi,” ujarnya.
Namun, panggung terbuka serta doorprize tersebut tidak diminati oleh buruh lainnya. Solihuddin, koordinantor aksi dari Federasi Serikat Pekerja Buruh Metal Indonesia (FSPBMI) Jawa Timur, mengatakan cara pemerintah seperti itu tidak akan mengurangi semangat para buruh. "Saya pastikan buruh tidak akan terkecoh. Buruh tetap akan berdemo menyampaikan tuntutannya, seperti penghapusan outsourcing," ucap Solihuddin dalam orasinya di depan Gedung Negara Grahadi.
FATKHURROCHMAN TAUFIQ