TEMPO.CO, Kupang - Dalam kurun tiga tahun sejak 2009 jumlah imigran gelap asal Timur Tengah yang menjadikan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai transit untuk mencari suaka di Australia meningkat sampai 300 persen. Kepala Bidang Lalu Lintas, Izin Tinggal dan Tuskim Kanwil Hukum dan HAM NTT, Menggung Wijaya, mengatakan imigran dari Timur Tengah itu berasal dari Afganistan, Pakistan, Irak, Iran, dan Somalia.
Menurut dia, pada 2008 petugas imigrasi menangkap lima imigran ilegal. Tahun 2009 jumlah yang ditangkap meningkat menjadi 167 orang, dan tahun 2010 menjadi 478 orang. "Sebagian sudah kami pulangkan ke negara asalnya," katanya di Kupang, Kamis, 26 April 2012.
Sampai April 2012 sebanyak 143 imigran tertampung di rumah detensi imigrasi Kupang. Sementara ribuan imigran lolos ke Australia. Kebanyakan dari imigran itu masuk ke Indonesia naik pesawat dari Jakarta tujuan Kupang sebelum membeli kapal motor untuk masuk ke Australia.
Manggung menuturkan ada dua jalur pelayaran menuju Australia di NTT, yakni melalui selat Rote antara Pulau Timor dan Rote dan perairan di selatan Pulau Sumba, Sabu, hingga Rote. Di musim barat perairan ini selalu bergelombang tinggi, sehingga perahu mereka terseret gelombang hingga pesisir pantai atau tenggelam. "Banyak juga imigran yang tidak sampai Australia karena tenggelam di laut," katanya.
YOHANES SEO