TEMPO.CO, Banda Aceh - Pilkada Aceh yang akan berlangsung pada Senin, 9 April 2012, akan diawasi oleh sekitar 1.300 orang pemantau. Mereka terdiri dari pemantau lokal, pemantau nasional, dan pemantau asing. "Mereka melakukan pemantauan mulai dari tahap pendaftaran sampai pasca-pemilihan," kata anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Yarwin Adidharma, di Banda Aceh, Sabtu, 7 April 2012.
Untuk pemantau asing, ada tiga lembaga pemantau yang akan mengawasi, yakni Asian Network for Free Election (Anfrel), Kedutaan Uni Eropa, dan Kedutaan Amerika. Jumlah personel pemantau asing itu sekitar 34 orang.
Sementara pemantau lokal dan nasional datang dari 15 lembaga. Tiga lembaga pemantau lokal, yakni Aceh Future, Forum LSM Aceh, dan Aceh Institute, bahkan telah menyerahkan sebagian hasil pemantauannya selama kampanye kepada KIP Aceh. Data itu berisi data kekerasan dan intimidasi. KIP berharap para pemantau dapat bersikap netral dan menjaga independensinya.
Ketua KIP Aceh, Abdul Salam Poroh, mengatakan semua tahapan pilkada Aceh telah selesai dan tinggal hari pencoblosan. "Logisitik sudah selesai seluruhnya dan sudah berada di sekitar TPS," ujarnya.
Sementara itu pantauan Tempo di Banda Aceh kemarin, dalam masa tenang setelah kampanye, atribut kampanye sudah bersih. Tidak ada lagi spanduk, baliho yang berkibar di tempat-tempat umum. KIP dan Panitia Pengawas Pilkada Aceh sebelumnya telah menyurati kandidat untuk membersihkan alat peraga kampanye.
ADI WARSIDI