TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan melawat ke luar negeri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pulang ke tanah air disambut gelombang unjuk rasa dan huru hara yang memprotes rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi (bbm). Tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 29 Maret 2012 sore, Presiden tidak pulang ke Istana Negara Jakarta tetapi memilih kembali ke Puri Cikeas, kediaman pribadinya.
Begitu tiba di Halim Perdana Kusumah, SBY langsung disambut sejumlah menteri dan dan mengelar laporan terakhir perkembangan situasi di tanah air. Termasuk kondisi gelombang unjuk rasa yang memprotes kebijakannya.
Kondisi ini, dalam pantauan SBY meski berada di luar negeri. Di Seoul, pagi beberapa saat sebelum pesawat berangkat, SBY memerintahkan seluruh pihak menjaga keamanan di tanah air. "Kami selalu monitor kejadian dan perkembangan di Tanah Air," kata Jubir Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, melalui telepon.
Di Pangkalan Udara Halim, hadir dalam rapat terbatas antara lain Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Jero Wacik, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono, dan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, serta petinggi Kementerian lainnya.
Rapat terbatas selesai pada pukul 16.41 WIB. Awak media yang sudah menunggu SBY untuk memberikan keterangan pers harus "gigit jari" karena SBY langsung naik ke mobil mercedes RI 1 menuju kediaman di Puri Cikeas Bogor. Posisi tunggu para pewarta memang berada di seberang lokasi mobil SBY. Sementara hujan lebat terus mengguyur bilangan Halim.
PRIHANDOKO