TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Polisi Republik Indonesia masih melakukan pencarian terhadap personel pelaku perampasan kartu memori dan pemukulan terhadap kamerawan TV One. "Masih dicari anggota mana dan atas nama siapa yang melakukan tindakan tersebut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Birgadir Jenderal M. Taufik, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Rabu, 28 Maret 2012. Pencarian dilakukan oleh tim jajaran Propam Polda Metro Jaya.
Proses pencarian akan terbantu bila korban memberikan informasi tentang ciri-ciri pelaku. Apalagi bila korban mengetahui nama aparat tersebut. Selain pencarian pelaku, kata Taufik kepolisian juga melakukan evaluasi tentang aksi perampasan dan pemukulan tersebut. “Untuk mengetahui tujuan dari tindakan tak terpuji anggota polisi itu,” katanya.
Namun, Taufik tak kaget lagi dengan kejadian tersebut mengingat kondisi dinamika lapangan yang begitu ricuh. Saat itu, katanya aksi spontanitas dipengaruhi emosi bisa muncul pada siapa saja.
Kemudian bicara soal sanksi, Taufik mengatakan sanksi disiplin menanti personel pelaku perampasan dan pemukulan tersebut. "Karena dia tidak mematuhi perintah atasan, tidak ada atasannya yang memerintahkannya melakukan itu," katanya.
Kemarin, kamerawan TV One Adi Hartanto menjadi bulan-bulanan aparat kepolisian ketika mengambil gambar bentrokan polisi dengan mahasiswa di Gambir, Jakarta Pusat, Selasa sore, 27 Maret 2012. "Saya sedang mengambil gambar, lalu diserang polisi," kata dia.
Kejadian ini bermula saat mahasiswa dari Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia yang sejak pukul 15.30 WIB menyerang aparat kepolisian dengan batu dan bom molotov mulai terdesak posisinya. Ratusan mahasiswa yang awalnya "mengamuk" di bilangan Gambir didesak polisi ke arah Jalan Taman Pejambon, Jakarta Pusat.
Polisi terus menembakkan gas air mata ke arah ratusan mahasiswa. Mahasiswa membalas dengan lemparan batu dan bom molotov. Ratusan mahasiswa yang berada di Jalan Medan Merdeka Timur mengarah ke Jalan Taman Pejambon karena dua sisi Jalan Medan Merdeka Timur sudah dijaga polisi.
Menurut Adi, saat bentrokan polisi-mahasiswa terjadi di Jalan Taman Pejambon, tiba-tiba ada polisi yang menarik dan mengambil kameranya. Padahal, saat itu Adi sedang mengambil gambar seorang mahasiswa yang ditangkap aparat. "Kartu memori saya diambil oleh polisi," kata Adi.
Kemudian, tiba-tiba Adi menjadi bulan-bulanan aparat. Dia dikejar-kejar aparat dan melarikan diri dari Jalan Taman Pejambon menuju depan gerbang Stasiun Gambir di Jalan Medan Merdeka Timur.
Adi hampir saja menjadi korban pemukulan aparat. Dia tertolong saat ada seseorang yang berteriak di tengah kerumunan. "Dia wartawan!" teriak orang itu. "Saya dari TV One," kata Adi sambil membuka jaket hitamnya dan menunjukkan baju merah berlambang medianya.
Ketegangan pun mereda. Adi kemudian menunjukkan kameranya tanpa kartu memori. Dia meminta pertanggungjawaban polisi agar kartu memori kameranya dikembalikan.
INDRA WIJAYA
Berita Terkait
Liput Demo, Kamerawan TV One Diserang Polisi
Polisi Tahan 34 Mahasiswa Pendemo
Rieke: Mending Pencitraan BBM Ketimbang Rok Mini
Yusril: Mendagri Tak Bisa Pecat Kepala Daerah
Bambang DH Dinilai Menyimpangi Fatsun Politik
Harga BBM Naik, Pemilukada Pamekasan Terpengaruh
Sidang Film Porno Parung Digelar April
60 Persen Warga Bekasi Beraktivitas di Jakarta
Pedestrian Hayam Wuruk-Gajah Mada Ditata Agustus
Ini Rute Bus Feeder Jakarta-Bekasi