TEMPO.CO, Purbalingga - Sekitar 10.250 penduduk di Dataran Tinggi Dieng masuk kategori rawan terkena longsor. Pemerintah Kabupaten Wonosobo sedang berupaya merelokasi mereka ke tempat yang lebih aman.
“Sudah kami usulkan kepada pemerintah provinsi dan pusat,” kata Bupati Wonosobo Kholiq Arief di sela-sela pertemuan 12 kepala daerah Jawa Tengah bagian barat di Purbalingga, Rabu, 8 Februari 2012.
Kholiq mengatakan, total penduduk Dieng di empat kecamatan sebanyak 41 ribu orang. Kecamatan Kejajar menjadi lokasi paling rawan. Penduduk di daerah itu harus direlokasi atau diikutkan program transmigrasi. Pada tahun ini, sudah sebanyak 2.500 penduduk setempat ikut program transmigrasi itu.
Kholiq mengatakan, penduduk yang rumahnya berada dalam kategori rawan bencana menempati wilayah di 16 desa, seperti Dieng Wetan, Tieng, Sembungan, Igir Mranah, dan Sikunang. Menurut Kholiq, tanah Dieng sudah sangat kritis. Setiap tahun, sekitar 160 ribu ton tanah lapisan atas tergerus erosi dan mengendap di Sungai Serayu. “Tanah itu sakit, penduduknya sakit, warga juga sudah terpapar pestisida sangat parah,” kata Kholiq.
Paparan pestisida itu terjadi akibat warga daerah ini menggunakan pola tanam yang keliru. Sebagian besar warga setempat merupakan petani kentang. Kepala Desa Dieng Kulon Slamet Budiyono berkata, “Cukup susah mengubah pola pikir masyarakat.”
Baca Juga:
Dokter Puskesmas Dieng Kulon membenarkan petani terancam paparan pestisida. “Biasanya mereka sesak napas dan paling berbahaya terkena kanker,” katanya. Setiap hari, kata dia, sedikitnya 20 warga memeriksakan dirinya ke Puskesmas Dieng Kulon.
ARIS ANDRIANTO