TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengakui pemerintahan rezim Orde Baru dibawah pimpinan Soeharto jauh lebih efektif dibanding saat ini.
“Jaman Suharto memang banyak korupsi, tapi pemerintahannya jalan efektif meski akhirnya jatuh karena korupsi merajalela" kata Mahfud saat menghadiri sarasehan nasional bertajuk Merawat NKRI yang digelar di Jogjakrta Plaza Hotel Minggu 5 Februari 2012." Kita malu lah pada Pak Harto"
Mahfud mengatakan hal tersebut dalam konteks tantangan Indonesia dalam memilih pemimpin yang sekiranya bisa mengatasi persoalan khususnya dalam bidang penegakan hukum.
“Untuk tegaknya hukum, kita perlu pemerintah yang kuat, bukan otoriter. Bukan strong man, tapi strong leadership,” kata dia. Pengertian kuat versi Mahfud untuk pemimpin adalah yang bisa secara efektif bekerja menggunakan otoritas secara benar.
Dalam acara yang juga dihadiri Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Mantan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir itu dikatakan Mahfud ketidakpercayaan publik atas penegakan hukum yang diterapkan pemerintah masa ini sudah kritis. Tak hanya kalangan bawah, tapi juga sudah merambah ke aparat penegak hukum.
‘Kasus pemberontakan di Bima itu kan aneh. Ada upaya yang saya rasa persiapannnya terencana baik tapi aparat diam. Mungkin aparatnya juga sudah ogah-ogahan, ngapain juga wong atasnya juga begitu-begitu saja,” kata Mahfud.
Mahfud menilai, pemberontakan di Bima yang akhirnya berujung pada pembakaran rumah dinas bupati sudah terencana baik di tingkat masyarakat. Ada rapat-rapat sehingga bisa terhimpun massa yang begitu bear dengan jumlah mencapai 60 truk.
“Jadi tantangan terbesar bangsa ini soal keutuhan NKRI adalah persoalan ketidakadilan, yang banyak disebabkan karena korupsi,” kata dia. Persoalan disintegrasi karena perbedaan ideology, kata Mahfud, sudah selesai dan final.
PRIBADI WICAKSONO.