TEMPO. CO, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera membangun 100 lumbung padi baru yang tersebar di sejumlah desa di Jawa Timur. Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari program pemerintah guna memenuhi target surplus 10 juta ton padi secara nasional pada 2014 mendatang.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Jawa Timur M. Mustajab menjelaskan Jawa Timur baru memiliki 1.127 lumbung padi di 26 daerah. "Idealnya satu desa satu lumbung. Saat ini 7.660 desa belum memilikinya," kata Mustajab, Senin, 9 Januari 2012.
Menurut Mustajab, pembangunan lumbung padi merupakan program yang terus dijalankan sejak 2001 lalu. Pembiayaannya ditanggung secara patungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jawa Timur dan anggaran pendapatan dan belanja negara.
Adapun untuk pembangunan 100 lumbung baru tahun ini, dananya akan diambil dari dana hibah, yakni Rp 50 juta per lumbung. "Pemerintah kabupaten dan kota yang menyediakan lahan. Kami yang membangun lumbungnya,” ujar Mustajab.
Jenis dan model lumbung tidak akan disamakan, melainkan tergantung inovasi masyarakat desa masing-masing. Apalagi pelaksanaan pembangunannya mengandalkan sistem gotong royong. Pemerintah hanya memberikan batasan, seperti luasnya minimal 6 x 8 meter persegi dengan tinggi minimal empat meter. Dengan spesifikasi tersebut, sebuah lumbung minimal mampu menampung gabah atau beras sekitar 50 ton.
Pembangunan satu desa satu lumbung juga sekaligus untuk mengantisipasi rawan pangan yang terjadi di beberapa daerah non-pemasok beras nasional. Dengan adanya lumbung, warga di desa tersebut diharapkan tak begitu saja menjual gabahnya ketika panen tiba, melainkan menabung di lumbung, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi gagal panen, mereka bisa mengambilnya untuk konsumsi sehari-hari.
Mustajab menjelaskan, dari 1.127 lumbung yang saat ini dimiliki Jawa Timur, mampu memberikan tambahan stok beras sebanyak 325.078 kilogram. "Dibanding stok yang dimiliki Bulog, memang masih kalah banyak. Tapi stok di lumbung desa akan menjamin ketersediaan pangan di desa," katanya memaparkan.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Ekoputro mengatakan, pada 2012 ini, seluruh petani diminta beralih untuk menanam padi jenis hibrida. Langkah ini juga bagian dari program pemerintah demi mencapai target surplus 10 juta ton pada 2014 mendatang. "Jawa Timur saat ini sudah mampu sumbang surplus 4 juta ton. Kami optimistis 2014 mampu sumbang surplus 6-8 juta ton," ucap Wibowo.
Target tersebut diyakini bisa terealisasi dengan perubahan penggunaan bibit dari bibit padi biasa ke hibrida. Produktivitas padi biasa hanya 7-8 ton per hektare, namun dengan menggunakan padi hibrida akan meningkat menjadi 9-10 ton per hektare.
FATKHURROHMAN TAUFIQ