TEMPO.CO, Yogyakarta -- Sekitar 600 hektare sawah di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, terendam banjir akibat hujan deras sejak Minggu, 1 Januari 2012. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemerintah Kabupaten Bantul, Edi Suhariyanta, mengatakan sebagian besar sawah itu terancam gagal panen.
“Data awal kami, yang terbenam ada 600 hektare dan yang gagal panen lebih dari 200 hektare,” kata Edy kepada Tempo ketika meninjau kondisi pertanian, Senin, 2 Januari 2012.
Ada lima kecamatan yang terendam banjir, yaitu Kretek, Sanden, Pundong, Bambanglipuro, dan Srandakan. Kelima wilayah itu merupakan sentra pertanian yang jadi penopang lumbung pangan Yogyakarta. “Yang cukup parah di Kretek, 30 persen area pertaniannya gagal panen,” kata Edy.
Hujan deras yang mengguyur provinsi Yogyakarta selama tujuh jam lebih sejak Minggu kemarin hingga Senin pagi ini juga menghentikan aktivitas warga. Penyebabnya, enam sungai yakni Code, Winongo, Belik, Gajah Wong, Mambu, dan Batikan di Yogyakarta meluap menggenangi ratusan rumah dan menjebol sejumlah titik tanggul di Kali Code.
Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari sepaha orang dewasa seperti yang terjadi di sejumlah perkampungan Kecamatan Danurejan bantaran Kali Code hingga setinggi dada orang dewasa seperti yang terjadi di wilayah Depok, Sleman. Puluhan warga pun mengungsi ke musala dan rumah tetangga.
Kemarin, gara-gara banjir, sejumlah ruas jalan di Kota Yogyakarta juga sempat lumpuh. Misalnya jalan Jogja-Solo, Jalan Monumen Jogja Kembali, Jalan Kolombo, Jalan Kaliurang, dan Ring Road sisi utara. Sisa-sisa banjir yang membawa lumpur itu kini masih dibersihkan oleh para warga.
Gedung DPRD Kabupaten Bantul pun juga turut dibersihkan karena air sempat merembes masuk menggenangi ruangan enam fraksi.
PRIBADI WICAKSONO