TEMPO.CO, Bandung - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Rieke Dyah Pitaloka punya alasan tersendiri sehingga mendaftarkan diri sebagai calon gubernur Jawa Barat melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Ditanya motivasinya, perempuan kelahiran Garut, 38 tahun lalu itu mengaku mendapati ada persoalan besar di Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia yang dianugerahi tanah subur serta kekayaan alam berlimpah, Jawa Barat perlahan menggeser NTT, NTB, dan Jawa Timur menjadi pengirim tenaga kerja wanita terbanyak ke negara yang masuk kategori 3D, yakni dirty, danger, and difficult. "Ada yang miss di Jawa Barat,” katanya di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Sabtu, 24 Desember 2011.
Wanita yang sempat berperan sebagai Oneng dalam sebuah tayangan sinetron komedi di sebuah televisi swasta ini mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon gubernur yang tengah dijaring DPD PDI Perjuangan Jawa Barat.
Rieke mengaku belum berkomunikasi langsung dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal pencalonannya itu. Namun dia mengaku sudah mengirim surat permohonan izin kepada Megawati, pimpinan fraksinya di DPR, serta pimpinan foksi partainya di Komisi IX soal langkah politiknya ini.
Dia menyerahkan sepenuhnya soal keputusan siapa yang akan dipilih partai. "Saya siap bekerja memenangkan partai di Jawa Barat. Saya siap jadi juru kampanyenya malah," kata Rieke.
Rieke yang tinggal menghitung hari untuk persalinannya itu mengembalikan formulir penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur di DPD PDI Perjuangan Jawa Barat ditemani rombongan keluarga besarnya. Ayahnya, Edi Prayitno, serta suaminya, Donny Gahral Adian, tampak dalam rombongan pengantar Rieke.
Soal langkah istrinya, Donny Gahral Adian menyerahkan sepenuhnya kepada istrinya. Jika memang dipercaya nanti, Rieke diminta bekerja serius dan tuntas seperti saat mengawal digolkannya Undang-Undang Badan Pengelola Jaminan Sosial beberapa waktu lalu.
”Kerja harus tuntas, jangan separuh-separuh, jangan korupsi, lebih banyak berhubungan dengan rakyat kecil seperti petani, nelayan, dan buruh daripada dengan pengusaha,” pesannya.
AHMAD FIKRI