TEMPO Interaktif, Jember - Sebanyak 13 orang imigran gelap asal Timur Tengah yang ditemukan di perairan Jember dipindahkan ke Surabaya, Jumat, 23 Desember 2011. Mereka diangkut dengan sebuah mini bus dari tempat penampungan sejak ditemukan, yakni Hotel Sulawesi Jember.
Rombongan itu dikawal petugas kepolisian dan kantor Imigrasi Jember. "Kami sudah merampungkan pemeriksaan mereka di sini," kata Kepala Kantor Imigrasi Jember, Rustam Effendi.
Saat ini, kata Rustam, mereka akan dibawa ke Hotel Istana Permata di Surabaya. Pasalnya, rumah detensi imigrasi di Pasuruan tidak cukup untuk menampung mereka. Di sana mereka akan ditangani oleh petugas Intertional Organization on Migration (IOM).
Sejauh ini, Kantor Imigrasi Jember hanya mendapatkan kepastian data dari Akbar Salamati, imigran asal kota Sirvan Cardavol, Republik Islam Iran. Sedangkan imigran lainnya, petugas imigrasi hanya mendapatkan keterangan data kelahiran dan tempat asal mereka di Iran, Irak dan Afganistan. "Ada tiga imigran yang mengaku terdaftar di UNHCR, tetapi masih harus dicek lagi kebenarannya," katanya.
Ketiga belas imigran gelap itu adalah Ayad Al Kabi dan Alham Al Awwadi (Irak), kemudian Akbar Salamati, Jawad Najati, Majtaba Mamipor, Mohammad Hardani (Iran). Sedangkan tujuh orang lainnya barasal dari Afganistan, yakni Abid Ali, Mohammad Mehdi Muntaziri, Shabbir Ahmad, Said Qosim, Samin Gul Afghani, Zakil Husain, dan Gulam Sarwar Zahra.
Said Qosim, mengaku dirinya terdaftar di UNHCR. Tetapi dokumen yang dia miliki hanyut terbawa arus saat kapal yang mereka tumpangi karam di perairan Prigi, Trenggalek, Sabtu lalu, 17 Desember 2012. "Saya masih ingat nomornya. Nanti saya tanyakan lagi sama petugas IOM," kata imigran yang berada di Indonesia sejak tahun 2009 lalu itu.
MAHBUB DJUNAIDY