TEMPO Interaktif, Cilacap - Selalu ada drama yang menyertai Ritual Sedekah Laut di Cilacap. Jika tahun lalu, sebuah truk sarat penumpang yang sedang membawa warga saat hendak menonton sedekah laut terguling, maka tahun ini sebuah perahu kecil yang mengangkut wisatawan lokal meledak saat hendak melihat prosesi larung sesaji.
“Tiba-tiba kapal meledak dan terbakar. Saya tidak tahu apa penyebabnya,” terang Sarmi, 28 tahun, warga Desa Pangaradan, Brebes, Jawa Tengah, saat ditemui di Rumah Sakit Santa Maria Cilacap, Jumat, 23 Desember 2011.
Ia menderita luka bakar di beberapa bagian tubuhnya. Beruntung ia bisa diselamatkan oleh nelayan lain yang sedang bersama-sama melihat ritual tahunan sedekah laut itu. Ia sengaja melihat sedekah laut tahun ini bersama kerabatnya yang lain.
Terbakarnya kapal didahului dengan ledakan kapal yang menimbulkan bunyi cukup keras. Kapal yang membawa 18 penumpang itu lantas terbakar. Terbakarnya kapal membuat 17 penumpangnya ikut terbakar.
Kecelakaan tersebut terjadi di dekat Tempat Pelelangan Ikan Sentolo Kawat Cilacap Selatan. Di hari Jumat Kliwon ini, sejumlah TPI bergotong royong mengadakan sedekah laut. Sementara upacara utama dilakukan di Pantai Teluk Penyu atau sekitar dua kilometer dari TPI Sentolo Kawat.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, Dian Setya Budi mengatakan, banyak wisatawan yang tidak mengetahui kejadian itu. "Kecelakaan memang tidak banyak diketahui wisatawan karena lokasinya memang agak terpisah dari pusat lokasi upacara," jelasnya.
Ia mengatakan, kapal yang mengalami kecelakaan merupakan penangkap ikan jenis trawl milik H. Yanto, warga Desa Sentolo Kawat. Saat itu, kapal hendak memberangkatkan 18 wisatawan yang ingin menyaksikan upacara pelarungan sesaji di Pulau Majeti, pulau kecil yang berada di sisi selatan Pulau Nusakambangan.
Saat mesin hendak dihidupkan, kata dia, tiba-tiba meledak dan menimbulkan kebakaran. Ia menduga, sempat terjadi korsleting listrik sehingga percikan apinya menyambar tabung bahan bakar yang letaknya tak jauh dari mesin kapal.
Ditemui terpisah, Ketua Kelompok Nelayan Sentolo Kawat Yugo Arjo Utomo mengatakan, wisawatan bisa tertolong karena banyak nelayan yang juga hendak pergi ke prosesi sedekah laut. “Kami langsung membawanya ke dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Santa Maria dan RSUD Cilacap,” katanya.
Awalnya, kata dia, 17 korban yang terluka tersebut dilarikan ke RS Santa Maria yang lokasinya paling dekat dengan lokasi kejadian. Namun karena lukanya cukup parah, tiga diantaranya dirujuk ke RSUD Cilacap.
Salah satu korban yang mengalami luka tidak terlalu parah, Dekan, 17 tahun, mengatakan kapal mengalami ledakan saat mesin kapal hendak dihidupkan. "Mesin kapal sempat hidup, tapi tiba-tiba mati dan meledak. Kami langsung terbakar,” katanya.
Tahun lalu, sebuah truk yang membawa wisatawan saat hendak melihat sedekah laut juga terguling. Truk tersebut terguling di Jalan rRya Jeruk Legi Cilacap.
Dari pantauan Tempo, ribuan warga memadati Pantai Teluk Penyu Cilacap untuk mengikuti acara sedekah laut. Acara tersebut digelar sejak tahun 1817 sebagai penghormatan kepada penguasa Laut Kidul, Nyi Roro Kidul.
ARIS ANDRIANTO