TEMPO.CO, Pasuruan - Sebanyak 17 imigran gelap dari sejumlah negara yang selamat dari kapal yang tenggelam di Prigi, Kabupaten Trenggalek, hari ini dipindahkan ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya, Bangil, Kabupaten Pasuruan. Puluhan petugas kepolisian mengawal pengiriman imigran gelap tersebut.
"Hanya lima imigran yang memiliki paspor," kata pelaksana harian Kepala Rudenim Surabaya Taty Sufiani, Rabu, 21 Desember 2011. Menurutnya, imigran yang dikirim sebanyak 34 orang. Namun, sebanyak 17 di antaranya ditempatkan di hotel Istana Permata Sidoarjo. Mereka terdiri dari sembilan warga negara Afganistan, empat warga negara Iran, dan empat warga Negara Pakistan.
Ia berjanji akan memperlakukan seluruh imigran tersebut dengan manusiawi. Namun, sejumlah petugas tetap disiagakan untuk mengawasi agar mereka tak melarikan diri. Setiap saat, katanya, petugas akan berpatroli dan mengawasi para imigran agar bersikap baik dan bekerja sama dengan petugas.
Para imigran ini diangkut dari kantor Imigrasi Blitar dengan menumpangi sebuah bus. Puluhan petugas kepolisian berjaga dan mengawalnya secara ketat. Setelah turun dari bus, mereka terlihat sehat. Namun, raut wajah mereka terlihat kelelahan dan sebagian lagi kebingungan. Sebanyak 17 imigran ini terdiri dari 13 warga negara Iran, dua warga negara Afganistan, dan dua warga negara Pakistan.
"I am moslem, we are friend," kata salah seorang imigran yang terganggu atas pemeriksaan petugas Imigrasi. Saat memasuki ruangan Rumah Detensi, sejumlah petugas memeriksa para imigran. Mereka digeledah satu persatu serta dipindai dengan pendeteksi logam.
EKO WIDIANTO