TEMPO Interaktif, Sampang - Tokoh agama dari Nahdlatul Ulama Kecamatan Karang Gayam, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, meminta polisi mengusut tuntas terbakarnya rumah Matsiri, seorang pengikut aliran Syiah di Desa Bluguran, Kecamatan Karang Penang. "Kami mendukung polisi agar menangkap siapa pun pelakunya. Supaya jelas, rumah itu terbakar sendiri atau dibakar," kata salah seorang tokoh NU, Ustad Roisul Hukama, kepada Tempo, Selasa, 20 Desember 2011.
Menurut Roisul, penyelidikan menyeluruh terhadap kasus kebakaran yang terjadi Minggu, 18 Desember 2011, sangat penting dilakukan. Sebab, selama ini jika ada masalah yang menimpa jemaah Syiah di Sampang, pasti selalu diidentikkan dengan warga NU.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, terbakarnya rumah Matsiri itu terjadi beberapa hari setelah tokoh Syiah Sampang, Ustad Tajul Muluk, pulang ke pesantrennya di Dusun Nangkernang, Kecamatan Karang Gayam.
Ustad Roisul mengatakan kepulangan diam-diam Tajul Muluk membuat warga Karang Gayam marah karena dianggap melanggar surat kesepakatan. Dalam surat kesepakatan itu disebutkan bahwa Ustad Tajul Muluk baru boleh kembali ke Sampang setelah setahun di pengasingan antara Surabaya dan Malang. "Warga merasa dibohongi karena belum setahun sudah pulang kembali," ujarnya.
Tak hanya marah, menurut Ustad Roisul, warga Karang Gayam sempat mau berunjuk rasa besar-besaran ke pesantren Tajul Muluk. Namun, berhasil dicegah oleh tokoh agama dan aparat kepolisian setempat. Diduga karena tidak bisa berunjuk rasa itulah, warga anti-Syiah melampiaskan kemarahannya kepada pengikut aliran Syiah.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasional Polres Sampang, Komisaris Polisi Danuri, belum dapat dimintai konfirmasi. Pesan singkat dan telepon sejumlah wartawan tidak direspon.
MUSTHOFA BISRI