TEMPO Interaktif, Bandung - Ketua Panitia Pelaksana Rakernas PDIP I Puan Maharani menganggap insiden padamnya listrik saat ia berpidato sebagai pertanda kemenangan PDIP pada 2014. Kejadian mati lampu itu sempat membuat peserta rakernas resah.
"Mungkin ini tanda-tanda kemenangan. Biasanya kalau susah dulu itu akan menang kemudian," ujarnya saat listrik kembali menyala di arena Rakernas PDIP I di Hotel Harris Bandung, Senin, 12 Desember 2011.
Kejadian ini bermula saat Puan sedang bercerita soal makna dan sejarah Kota Bandung bagi Indonesia secara umum dan PDIP pada khususnya. Dalam pidatonya, Puan menceritakan bagaimana Soekarno ketika di Bandung sempat berbincang dengan seorang petani tua bernama Marhaen.
"Di sinilah, di Bandung inilah, Bung Karno berdialog dengan Marhaen. Marhaen seorang petani yang punya alat produksi hanya berupa sawah, cangkul, dan sejengkal tanah," ujarnya.
Namun, pidato Puan terhenti karena seluruh perangkat suara dan juga perangkat siaran media lainnya mati secara tiba-tiba. Puan yang kaget dengan kejadian ini pun terlihat terdiam beberapa saat di depan podium sebelum akhirnya memutuskan turun.
Situasi gelap tanpa penerangan ini berlangsung selama sekitar 10 menit. Bahkan, seorang peserta rakernas sempat meneriakkan kata "protes" sesaat sebelum listrik akhirnya kembali hidup.
Puan pun kembali melanjutkan pidatonya. Puan menganggap padamnya listrik ini sebagai pertanda kebaikan di masa mendatang. "Semoga ini pertanda kemenangan PDIP di 2014," ujarnya disambut riuh tepuk tangan peserta rakernas.
Putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini mengatakan dalam rakernas kali ini PDIP berupaya mempraktikkan nilai gotong-royong yang sudah lama dianggap hilang. Menurutnya, pembiayaan rakernas ini dilakukan dengan cara gotong-royong.
"Seluruh pembiayaan Rakernas I ini diperoleh melalui gotong-royong seluruh kader. Gotong-royong ini selain menjadi gambaran nyata terhadap ideologi yang membumi, juga menjadi ciri kerja kolektif kepartaian kita," ujarnya.
FEBRIYAN