TEMPO Interaktif, Tenggarong - Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rita Widyasari, mengatakan dibutuhkan biaya Rp 2,5 miliar untuk mengangkat dan mengevakuasi bangkai jembatan Kartanegara dari dasar Sungai Mahakam.
Biaya tersebut termasuk untuk merobohkan phylon atau tiang utama penyangga jembatan. Seluruh pekerjaan akan dilakukan pihak ketiga yang berpengalaman mengevakuasi bangkai jembatan dari dasar sungai.
“Pengangkatan bangkai jembatan dan merobohkan phylon saya minta dilakukan sekaligus. Dan pihak ketiga itu meminta bayaran Rp 2,5 miliar,” kata Rita, Jumat, 9 Desember 2011.
Rita tidak menyebutkan siapa pihak ketiga yang dimaksud. Namun Rita menjelaskan bila kerja sama bisa terjalin, pihak ketiga itu menawarkan dua metode pekerjaan untuk menangani tiang penyangga, yakni meledakkannya atau merobohkan dengan menarik kabel utama sehingga tiang penyangga tersebut jatuh tepat di tengah sungai.
Menurut Rita, untuk bangkai badan jembatan tidak perlu diangkat karena berada di dasar sungai dengan kedalaman lebih dari 25 meter. Dengan kedalaman tersebut diyakini tidak mengganggu arus lalu lintas di Sungai Mahakam. Namun jika memungkinkan untuk diangkat, tetap akan diangkat karena dibutuhkan untuk bahan investigasi penyebab runtuhnya jembatan.
Untuk seluruh pekerjaan tersebut, kata Rita, pihak ketiga itu meminta waktu dua pekan. Satu pekan pertama dibutuhkan untuk mobilisasi alat ke lokasi. Sedangkan dua pekan berikutnya untuk proses evakuasi. "Dalam waktu dekat, kami akan sepakati kerja sama tersebut,” ujar Rita.
Sementara itu, sejak awal runtuhnya Jembatan Kartanegara, Sabtu, 26 November 2011, Tim SAR gabungan baru berhasil mengangkat satu bangkai kendaraan dari dasar Sungai Mahakam. Padahal berdasarkan alat deteksi logam, di dasar sungai terdapat 13 titik yang menyerupai kendaraan.
Deputi Potensi Basarnas, Marsekal Muda Sukarto, menyatakan masalah pelik yang dihadapi anggotanya adalah derasnya arus yang mencapai rata-rata di atas 1 knot. Selain itu, jarak pandang nol memperparah proses pencarian di dasar sungai.
FIRMAN HIDAYAT