TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum mengusulkan solusi untuk mempermudah operasi evakuasi para korban ambruknya jembatan Mahakam II di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Sabtu sore pekan lalu.
Jalan keluar itu adalah tiang pylon (tiang tonggak puncak jembatan) akan diikat untuk mencegah jembatan ambruk lagi agar operasi SAR bisa dilaksanakan. “Solusi ini muncul dalam rapat koordinasi darurat pihak-pihak terkait tadi malam,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Senin 28 November 2011.
Sutopo menjelaskan hari ini juga akan dicoba dilakukan echo-sounding untuk memastikan posisi kerangka baja di dalam air. Jika kerangka jembatan sudah bergeser ke arah hilir akibat arus bawah, posisi tersebut sudah aman untuk memulai operasi menggeser kerangka jembatan dengan 5 buah crane di atas ponton. Kemudian ujung jembatan akan ditarik.
"Rangka jembatan adalah lokasi mobil-mobil terjebak. Rangka jembatan akan digeser ke pinggir yang lebih dangkal. Barulah memungkinkan mengeluarkan korban walaupun dalam kondisi zero visibility," ujar Sutopo.
Hingga pagi ini tim SAR gabungan mengevakuasi enam jenazah, tapi baru dua di antaranya yang diketahui identitasnya. Sedangkan 39 orang terluka dan diperkirakan 33 orang lainnya hilang.
MAHARDIKA SATRIA HADI