TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengawasan dan pembinaan jembatan yang ada di seluruh Indonesia sepenuhnya tetap berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum. Hal itu juga berlaku untuk Jembatan Kutai Kartanegara yang ambruk kemarin sore meski jembatan tersebut hanya menghubungkan kecamatan.
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Bambang Goeritno menyebutkan Kementerian Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pemantauan seluruh jembatan yang ada. Hal itu berlaku tidak hanya untuk jembatan besar, termasuk jembatan bambu yang menghubungkan desa sekalipun. "Apalagi jembatan yang memiliki bentang lebar dan panjang seperti jembatan Kutai," ujar Bambang saat dihubungi pada Ahad, 27 November 2011.
Menurut Bambang, meski dibangun pemerintah kabupaten, Kementerian Pekerjaan Umum ikut bertanggung jawab mengawasi sejak pembangunan dan pemeliharaan. Pada saat pemeliharaan pun menurut Bambang ada sejumlah pedoman pemeliharaan yang harus dipatuhi. Pengerjaan harus dilakukan dengan menggunakan tenaga ahli di bidangnya.
Dalam pemeliharaan, jika yang dilakukan pemeliharaan rutin seperti pengecatan, maka jembatan tetap bisa dilalui kendaraan. Namun jika yang dilakukan pemeliharaan berkala, menurut Bambang, untuk sementara mestinya jumlah kendaraan yang melintas harus dibatasi.
Bahkan bisa saja semua kendaraan dilarang melintas untuk sementara. "Tidak boleh dilalui karena jembatan itu obyek sensitif," ucap dia. Selama perbaikan seharusnya kendaraan yang melintas menggunakan alternatif seperti kapal penyeberangan.
Meski begitu, untuk peristiwa robohnya jembatan Kutai ini belum bisa dibuat kesimpulan penyebabnya. "Harus diteliti dulu dan dilakukan pengecekan," kata dia lagi.
Saat ini Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto tengah meninjau robohnya jembatan yang selesai dibangun pada 2001 itu. Jembatan ini memiliki total panjang 710 meter.
Kepada wartawan, Djoko menyatakan akan menurunkan tim Litbang PU untuk mencari penyebab runtuhnya jembatan. Menurutnya, dengan usia yang baru 10 tahun, runtuhnya jembatan Kartanegara merupakan kejadian yang langka. "Kalau jembatan itu usianya harus panjang, tapi kenapa kok 10 tahun sudah runtuh,” ujarnya pada dini hari tadi.
Saat ini Kementerian PU sudah menurunkan tim untuk menyelidiki penyebab robohnya jembatan ini. "Nanti akan dilihat, setelah ada laporan lengkap," ujar Djoko.
Djoko mengaku dengan melihat runtuhnya jembatan, dia belum bisa menduga-duga apalagi menyimpulkan. Ia menyatakan tetap akan menunggu kajian teknis dari tim litbang PU yang akan datang ke Tenggarong, Minggu siang. "Saya belum bisa memberi penjelasan karena belum menerima laporan teknisnya," kata Djoko.
IRA GUSLINA