TEMPO Interaktif, Samarinda - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengintruksikan untuk segera dilakukan investigasi terhadap insiden ambruknya Jembatan Tenggarong di atas Sungai Mahakam di Kalimantan Timur yang menimbulkan korban jiwa ataupun luka.
"Pak Presiden menginstruksikan untuk segera dilakukan langkah-langkah investigasi agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi," kata Menko Kesra Agung Laksono saat meninjau lokasi ambruknya Jembatan Kartanegara di Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu dini hari, 27 November 2011.
Menko Kesra bersama Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, tiba di Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Minggu dini hari sekitar pukul 02.12 WITA. Kedua menteri langsung meninjau data jumlah korban di Posko Polresta Kutai Kartanegara.
Setelah melakukan pertemuan tertutup dengan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Bambang Widaryatmo, serta sejumlah pejabat lingkup Pemkab Kutai Kartanegara, Menko Kesra bersama Menteri PU langsung menggelar jumpa pers pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.30 WITA.
"Presiden juga meminta agar diambil langkah-langkah untuk menyelamatkan korban dan hal itu sudah dilakukan. Beliau juga menginstruksikan segera dilakukan upaya agar kegiatan ekonomi di sini tidak terganggu dengan ambruknya jembatan ini," kata Agung Laksono.
Pada Minggu pagi, lanjut Agung, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih juga akan ke Tenggarong untuk melihat langsung kondisi korban.
"Pagi ini (Minggu) Menteri Kesehatan akan datang untuk melihat kondisi korban. Pemerintah akan menanggung semua biaya pengobatan bagi korban ambruknya jembatan ini," ujar Agung Laksono.
Terkait dengan penyebab ambruknya jembatan yang menghubungkan Kota Samarinda dan Kota Tenggarong tersebut Agung Laksono mengatakan belum bisa menyimpulkan.
"Runtuhnya jembatan ini masih perlu penyelidikan dan pagi ini tim dari Jakarta juga akan tiba, sehingga sejauh ini belum bisa diambil kesimpulan soal penyebabnya," katanya.
"Namun yang perlu dilakukan secepatnya adalah bagaimana upaya agar perekonomian di Kutai Kartanegara tidak terganggu, mengevakuasi seluruh korban, serta mengangkat jembatan dari sungai agar transportasi di Sungai Mahakam bisa kembali pulih," ujar Agung lagi.
Jembatan Tenggarong ambruk pada Sabtu 26 November 2011 sekitar pukul 16.30 WITA. Akibat peristiwa itu empat orang ditemukan tewas serta 33 orang lainnya menderita luka-luka.
Hingga kini 10 orang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Parikesit Tenggarong serta dua orang dirawat di RSUD AW Sjahranie Samarinda.
WDA | FIRMAN HIDAYAT | ANT