TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menilai produser program Socialite TV One mengetahui adanya dugaan rekayasa acara charity yang digagas Fifie Buntaran di Hotel Sheraton pada 10 November lalu. Dugaan ini muncul setelah KPI membaca transkrip BlackBerry Messenger (BBM) antara Valencia Mieke Randa alias Silly dan reporter TV One.
"Dalam salah satu transkripnya, reporter menyatakan TV One setuju ada penipuan," kata anggota KPI, Ezki Suyanto, di kantornya, Kamis lalu. Tim produksi TV One bahkan sudah melakukan rapat internal guna tetap mencuplik sejumlah gambar untuk program Socialite.
"Produser tetep masukin gambar yg kmrin, tapi sedikit dan dari jauh," demikian isi BBM reporter TV One kepada Silly, yang salinan transkripnya diperoleh Tempo. Produser program menyatakan, jika ada yang keberatan dengan tayangan itu, dipersilakan mengajukan pernyataan tertulis.
Sebelumnya, Silly, melalui akun Twitter @justsilly, berkicau tentang "Charity Settingan", mengutip tulisan di blognya, www.newsilly.com. Kicauan itu merujuk pada tayangan acara Socialite TV One, Sabtu, 19 November lalu, pukul 20.00 WIB.
Dalam tulisannya, Silly mengeluhkan TV One yang tetap mencuplik gambar dirinya--meski hanya tiga detik. Silly mengaku keberatan dan telah meminta tayangan yang ada gambar dirinya itu di-cut.
Ia mengeluhkan acara charity fashion, yang katanya hasilnya akan disumbangkan untuk anak penderita gagal ginjal bernama Nando, ternyata tak serupiah pun diberikan. Padahal saat itu gaun-gaun yang dipamerkan terjual hingga ratusan juta rupiah. Silly, yang selama ini berjuang mencari dana pengobatan untuk Nando, sangat terpukul. Dia merasa acara charity itu rekayasa belaka untuk kebutuhan program televisi TV One. Gara-gara itu, KPI memeriksa stasiun televisi milik Grup Bakrie tersebut.
Ezki menegaskan, satu hal yang sudah pasti dilanggar TV One adalah mengabaikan hak tolak narasumber. Meski sudah ada permintaan menghilangkan seluruh gambar, TV One tetap menayangkan gambar Silly. "Ini bukan masalah durasi, tapi ada hak yang diabaikan," ujarnya.
KPI masih mempelajari dialog antara Silly dan reporter lebih dalam. Kajian ini untuk mencari tahu siapakah yang sebenarnya membuat acara rekayasa. Jika terbukti menayangkan acara rekayasa, TV One terancam sanksi pidana karena melakukan pembohongan publik. "Kami akan minta pendapat Dewan Pers," katanya.
Silly, yang ditemui setelah bertemu dengan Komisi, enggan memberi pernyataan. "Semua sudah saya sampaikan kepada KPI," ujarnya.
General Manager Internal Affair TV One Totok Suryanto mengaku sudah mencoba menghubungi Silly untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. "Tapi belum ada respons," katanya kepada Tempo.
Fifie pun menyatakan dirinya korban TV One yang memasukkan embel-embel pengumpulan dana bagi orang sakit. Ia mengaku tak ada masalah dengan Silly. "Kami berdua adalah korban sebuah TV swasta," ucapnya.
I WAYAN AGUS PURNOMO | AGUSSUP