TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Presiden Boediono meminta Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) menekankan dua hal penting yang harus diberikan kepada para calon pemimpin negara. Kedua hal itu adalah pendidikan kemahiran menjadi negarawan dalam memimpin dan peningkatan wawasan.
"Yang perlu diberikan lembaga ini tentu tidak berupa pendidikan biasa, tak mengulang apa yang didapat mungkin dari perguruan tinggi atau pendidikan khusus lain, tapi pendidikan yang lebih luas lagi, yaitu pendidikan kenegarawanan," ujarnya dalam pembekalan Program Pendidikan Reguler Angkatan XLVI Lemhannas 2011 di kantornya, Jakarta, Kamis, 17 November 2011.
Menurut Boediono, Lemhannas merupakan tempat mendidik para calon pemimpin bangsa. Dalam hal pendidikan kenegarawanan ini, ada hal utama yang perlu dicermati, yaitu kepemimpinan dan wawasan, perspektif, dan visi. Sejauh ini, kata dia, ilmu mengenai kepemimpinan sudah ada di berbagai tingkat, mulai dari tingkat kelompok kecil hingga tingkat yang lebih besar. Para pemimpin telah menerapkannya di instansinya masing-masing. Namun sayangnya belum banyak pemimpin yang berwawasan luas.
"Yang kita inginkan adalah leadership yang punya wawasan. Dua-duanya harus ada kalau kita memang menargetkan pembekalan bagi calon pemimpin negara, di mana pun mereka nanti akan bertugas. Wawasan kenegaraan, bukan wawasan instansinya/kelompoknya masing-masing," kata dia.
"Leadership memang akhirnya didapat terutama dari praktek melaksanakan tugas kita. Tapi leadership tidak bisa "diajarkan". Mengajarkan prinsip-prinsip dasar leadership (harus) dengan cara yang inspirasional, dengan cara yang baik, modern," tambah dia.
Program Pendidikan Reguler Angkatan XLVI Lemhannas 2011 diikuti 98 peserta dari berbagai instansi. Mereka terdiri dari pejabat senior di TNI, Polri, kementerian negara, Ombudsman, Kejaksaan, Bank Indonesia, pemerintah provinsi (pemprov), perguruan tinggi, Kopertis, partai politik (parpol), kepala dinas, organisasi masyarakat (ormas), dan tokoh masyarakat.
MUNAWWAROH