TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Marty Natalegawa mengadakan dialog dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Myanmar, U Min Wra, bersama anggotanya untuk membahas isu reformasi dan demokratisasi di Myanmar, pada hari pertama kunjungannya ke Myanmar, Jumat, 28 Oktober 2011 kemarin.
Dialog itu dihadiri Ketua Majelis Penasihat Presiden Myanmar Ko Ko Hlaing bersama anggotanya serta sebelas tokoh kelompok madani Myanmar yang terdiri dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), asosiasi bisnis, kelompok media, dan penggiat hak asasi manusia (HAM).
Seperti yang tertulis dalam rilis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Tempo, Sabtu 2011, dijelaskan bahwa pertemuan itu membahas seputar perkembangan reformasi dan demokratisasi di Myanmar, kemungkinan kerja sama bilateral di bidang-bidang itu. “Pertemuan berlangsung dengan lugas dan penuh keterbukaan,” seperti tertulis dalam rilis.
Marty, yang membawa mandat dari para menteri luar negeri dari ASEAN guna mengetahui perkembangan dan kesiapam Myanmar sebagai Ketua ASEAN 2014, memanfaatkan dialog itu untuk meminta pendapat dan pandangan pihak-pihak tersebut mengenai permintaan Myanmar dalam mengajukan permintaannya menjadi Ketua ASEAN 2014. Padahal semula direncanakan untuk tahun 2016 nanti.
Di hari kedua kunjungan (hari ini), Menlu Marty Natalegawa dijadwalkan bertemu dengan Presiden Myanmar, Ketua Parlemennya, dan Ketua Majelis National, Menteri Luar Negeri, serta para menteri lainnya yang terkait dengan tiga pilar komunitas ASEAN.
Selanjutnya, di hari terakhir di Myanmar, 30 Oktober, Marty akan bertemu empat mata dengan pejuang demokratisasi di Myanmar, yakni Daw Aung San Suu Kyi di Yangon. Usai bertemu dengan Sun Suu Kyi, Marty kembali ke Jakarta.
RINA WIDIASTUTI