TEMPO Interaktif, MANADO -Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu 26 Oktober sekitar pukul 17.19 WITA dan 17.30 WITA kembali ‘batuk’ dan mengeluarkan abu vulkanik.
Tak tanggung-tanggung, pada letusan pertama abu vulkanik disemburkan dari Kawah Tompaluan mencapai 1.200 meter. Sedangkan letusan kedua menurun menjadi 500 meter saja. Informasi yang didapat juga, selain abu vulkanik, batu pijar juga dikeluarkan gunung Lokon sehingga menyebabkan terjadinya kebakaran di sekitar kawah.
Letusan ini membuat masyarakat di sekitar Gunung ini kaget. Soalnya, letusan ini disertai dengan bunyi yang sangat keras. Bahkan di Manado sendiri, semburan abu vulkanik terlihat sangat jelas karena berwarna hitam pekat.
Menurut beberapa masyarakat Tomohon, sebelum terjadi letusan, mereka sempat merasakan ada getaran kemudian disusul dengan bunyi dentuman keras.
“Memang ada sedikit bergetar,” ungkap Vike Kalalo warga Kinilow 1.
Kepala Pos Pemantau Gunung Lokon Farid Ruskanda Bina mengatakan, memang sudah diprediksikan akan terjadi letusan dari gunung Lokon karena sebelum letusan sudah didahului dengan supplai energi cukup besar yang ditandai dengan gempa tremor dan vulkanik.
Namun demikian, Bina mengatakan walaupun ada letusan yang besar, status Gunung Lokon masih tetap berada di Level III atau Siaga. “Belum ada kenaikan status. Kalau ada pasti sudah dikoordinasikan dengan pusat,” terang Bina kembali.
Bina sendiri meminta kepada masyarakat agar tetap waspada dan tak melakukan aktifitas di radius bahaya 2,5 kilometer, dimana ditakutkan masih akan terjadi letusan susulan. "Saat ini supplai energi tetap ada, amplitudo tremor juga masih terekam secara maksimal," jelas Bina kembali.
Gunung Lokon sendiri hingga saat ini masih konsisten dengan letusan-letusan kecil pasca aktivitas besarnya pada bulan Juli kemarin hingga membuat ribuan masyarakat terpaksa harus diungsikan hingga 2 bulan lamanya.
ISA ANSHAR JUSUF