TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki pertimbangan dasar dalam merombak Kabinet Indonesia Bersatu II yang telah terbentuk pekan ini. Setidaknya, ada lima pertimbangan yang dipakai Presiden SBY dalam melakukan pengocokan ulang kabinet kali ini.
"Pertama, integritas menteri yang berpatokan pada laporan UKP4 (Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan)," kata Ikhsan Modjo, salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, dalam diskusi akhir pekan bertajuk "Setelah Menteri Berganti" di Warung Daun, Cikini, Sabtu, 22 Oktober 2011.
Pertimbangan kedua yakni adanya kebutuhan menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat. Pertimbangan ketiga, kata Ikhsan, yaitu melihat kebutuhan kementerian yang dinilainya layak dibenahi. "Kebutuhan organisasi kementerian membutuhkan orang yang lebih tepat dan mampu," ujar Ikhsan.
Sedangkan pertimbangan keempat yang digunakan SBY adalah aspirasi masyarakat yang ditampung Presiden. Adapun yang kelima, kata dia, Presiden SBY melihat kemajemukan masyarakat.
Menurut Ikhsan, dengan kondisi masyarakat Indonesia yang plural, maka mau tidak mau aspek itu harus menjadi salah satu pertimbangan SBY dalam mengocok ulang kabinetnya. "Ada beberapa hal yang diperhatikan, misalnya representasi daerah, gender, agama, ini sangat diperhatikan SBY," kata dia. "Misal, ada menteri dari daerah tertentu yang diganti, maka Presiden juga pasti pertimbangkan representasi daerah itu."
RIRIN AGUSTIA