TEMPO Interaktif, Medan - Keluarga Bener Sitepu protes ke Konsulat Jenderal Malaysia di Kota Medan, Selasa 18 Oktober 2011. Protes diwarnai histeria karena keluarga meyakini jenazah yang dipulangkan melalui Bandar Udara Polonia Medan bukan jenazah putra mereka, Simon Petrus Sitepu, 22 tahun.
Simon dinyatakan tewas dalam kecelakaan kerja di kawasan perkebunan Getah Gunung Inas Bukit Hijau, Kupang, Kedah-Malaysia, Jumat pekan lalu. Berdasarkan surat keterangan Polisi Diraja Malaysia di Kedah, Simon tewas tertimpa buldozer.
Putra sulung dari tiga bersaudara pasangan Bener Sitepu dan Nurlela Tarigan, penduduk Desa Lau Mulbak, Kecamatan Mardinding, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, itu telah bekerja selama tiga tahun di Malaysia. Sebelum ajal, Simon tercatat bekerja di PT Mataram Jaya, Kedah-Malaysia.
Nurlela bersama suami dan kerabatnya telah berada di Medan sejak Jumat lalu. "Kami dapat kabar dia (Simon) meninggal dunia dari anakku di Batam," kata Nurlela. Selama di Medan keluarga mengaku tidak mendapatkan informasi apa pun dari KBRI di Malaysia. Informasi kecelakaan kerja dan rencana pemulangan jasad Simon, kata Bener Sitepu, diperoleh dari rekan kerja anaknya, A. Manullang.
Tante Simon, Ira Sembiring, menegaskan rencananya jenazah kemenakannya tersebut akan tiba di kargo Bandara Polonia Medan, Selasa siang. Setibanya jenazah, keluarga tak mempercayai jenazah itu Simon.
Orang tua korban, Bener Sitepu, meyakini jenazah yang dikirim dengan maskapai Sri Wijaya SJ 103 itu bukan anaknya. "Saya bapaknya. Saya tahu itu bukan jenazah Simon. Simon punya tanda tahi lalat di tangan kiri," ujar dia. Pada peti jenazah, lanjut Bener, bertuliskan nama Roni. "Namanya Roni, itu bukan jenazah anak kami. Tolong pulangkan jenazah anak kami," katanya.
Nurlela Tarigan makin histeris lantaran tidak mendapatkan tanggapan dari pihak Konjen Malaysia. Suara pekikan Nurlela mengundang perhatian pengendara yang melintas di Jalan Diponogoro, Medan. Bersama suami dan kerabatnya, Nurlela meronta meminta petugas sekuriti di Konjen Malaysia membuka gerbang. "Kami mau mempertanyakan mana jenazah anak kami," ujar Nurlela.
Suasana gaduh kembali terjadi saat Ira menerima sambungan telepon seluler. Dari ujung telepon, suara seorang pria mengaku bernama A Manullang menegaskan jenazah tersebut adalah Simon. "Saya sendiri yang mengganti bajunya dengan baju kaus putih dan celana jins," kata Manullang melalui telepon yang diperdengarkan Ira kepada wartawan.
Pakaian yang dikenakan jenazah dibenarkan oleh keluarga. Namun keluarga tak percaya bahwa itu jenazah Simon. Atas mediasi kepolisian, keluarga dipertemukan dengan pihak Konjen Malaysia. Ira Sembiring menegaskan sampai Selasa pukul 15.33 WIB mereka masih menunggu kepastian jenazah. "Mereka (Konjen) minta dilakukan tes DNA terhadap jenazah," ujar Ira dari balik pagar besi Konjen Malaysia.
SOETANA MONANG HASIBUAN