Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aksi Wong Edan Warnai Prosesi Pernikahan Keraton

image-gnews
Dua prajurit menyalakan petasan saat kirab budaya Ciayumajakuning dalam rangkaian Festival Topeng Nusantara 2010, di Cirebon, Jawa Barat, (16/10).  Kirab budaya tersebut untuk membangkitkan kembali semangat persatuan daan kesatuan bangsa melalui kecintaan terhadap bangsa dan budaya. ANTARA/Rosa Panggabean
Dua prajurit menyalakan petasan saat kirab budaya Ciayumajakuning dalam rangkaian Festival Topeng Nusantara 2010, di Cirebon, Jawa Barat, (16/10). Kirab budaya tersebut untuk membangkitkan kembali semangat persatuan daan kesatuan bangsa melalui kecintaan terhadap bangsa dan budaya. ANTARA/Rosa Panggabean
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Prosesi panggih pasangan pengantin Gusti Kanjeng Ratu Bendara dan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara di keraton Yogyakarta, Selasa 18 Oktober 2011 siang diramaikan dengan adanya beberapa "wong edan". Tentu saja, mereka tidak benar-benar edan (gila). “Namanya edan-edanan (berpura-pura gila),” kata Mas Kliwon Sumokaryo, 63 tahun, seorang abdi keraton yang menjadi salah satu penari beksan edan dalam prosesi tersebut.

Dalam proses pernikahan, para wong edan inilah yang mengawal pasangan pengantin bertemu. "Maknanya sebagai tolak bala (bencana) bagi pengantin," kata Mas Bekel Padmo Siyogo (56), pemeran wong edan lainnya.

Selain Sumokaryo dan Padmo Siyogo, dua abdi dalem lain juga menari beksan edan ini. Mereka adalah Nyi Hamong Hadiharsono (53) dan Nyi Mas Wedono Hamong Sumowiarjo (77).

Peran sebagai wong edan bagi Hamong Sumowiarjo bukanlah hal yang baru. Dengan aksi hari ini, sudah enam kali dirinya menjadi wong edan dalam prosesi pernikahan di keraton Yogyakarta. Dibanding penari lainnya, Hamong Sumowiarjo memang paling tua.  

Sebelumnya, perempuan yang telah 33 tahun menjadi abdi dalem ini telah menjadi wong edan pada pernikahan puteri pertama Sultan Hamengkubuwono X, GKR Pembayun. "Pas pernikahan putri kedua dan ketiga Ngarso Dalem (Sultan), saya sedang sakit," katanya. Selain itu, dia juga menjadi wong edan untuk  pernikahan saudara-saudara Sultan, seperti GBPH (Gusti Bendoro Pangeran Haryo) Hadiwonoto, Prabukusumo, Joyokusumo dan Yudaningrat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beksan edan-edanan merupakan tarian yang terdiri dari empat orang, dua abdi dalem pria dan dua perempuan. Wong edan pria mengenakan celana panjang warna putih-biru, dan  dada terbuka. Dengan tombak di tangan, mereka mengapit kuda lumping. Sementara wong edan perempuan mengenakan kemben dengan kain bagian bawah ditutupi daun pisang kering. Keduanya menggendong bakul berisi buah-buahan di pinggang, sambil menenteng payung.

Riasan wajah para wong edan dibuat mencolok. Sekujur muka dibedaki putih tebal. Alis mata dan bibir mereka pun dicat hitam. Perhiasannya juga unik. Wong edang perempuan mengenakan anting dari cabe merah besar, dengan bunga dan dedaunan sebagai mahkota.

Meski tingkahnya menggelikan, dandanannya aneh, dan dinamai wong edan, banyak tamu  pernikahan yang mengerubutinya. Bahkan, banyak di antara mereka yang menyempatkan waktu untuk foto bersama.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

5 menit lalu

Pasangan paruh baya berjalan bergandengan di bawah pohon saat musim gugur di Sheffield Park Garden, Haywards Heath, Inggris, Senin 20 Oktober 2014. REUTERS/Luke MacGregor
Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

Membangun hubungan baru di umur yang sudah tidak muda atau usia paruh baya punya tantangan unik tersendiri. Berikut hal yang perlu dipahami.


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

1 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

7 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Gerhana Matahari Total Dirayakan Besar-besaran di Amerika Utara

Perayaan gerhana matahari di Amerika Utara dilakukan besar-besaran. Ada pesta pernikahan hingga pertunjukan musik.


10 Takhayul Terkait Pernikahan, Masih Percaya?

15 hari lalu

Ilustrasi pasangan menikah/pernikahan. Shutterstock
10 Takhayul Terkait Pernikahan, Masih Percaya?

Selain tradisi pernikahan, pilihan tema dan nuansa yang berbeda, takhayul yang dipercaya setiap pasangan dan kerabatnya juga tak selalu sama.


1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

26 hari lalu

Ilustrasi pasangan jenuh. Shutterstock
1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

Pasangan selalu menunda tanggal pernikahan tanpa sebab yang jelas meski sudah lama berhubungan. Berikut 10 sinyal ia enggan menikah.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

27 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


5 Konflik Umum dalam Pernikahan yang Bisa Berbahaya bila Didiamkan

32 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/Drazen Zigic
5 Konflik Umum dalam Pernikahan yang Bisa Berbahaya bila Didiamkan

Pernikahan yang tampak bahagia sekali pun pasti ada saja masalah. Berikut kata terapis tentang berbagai masalah yang berpotensi serius bila didiamkan.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

33 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

34 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Wacana KUA Layani Nikah Semua Agama, Wakil Ketua Komisi VIII DPR: Perlu Ubah Undang-undang

41 hari lalu

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily
Wacana KUA Layani Nikah Semua Agama, Wakil Ketua Komisi VIII DPR: Perlu Ubah Undang-undang

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, menanggapi wacana perluasan layanan KUA agar menjadi tempat menikah semua agama.