TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Dua tarian ciptaan Sultan Hamengku Buwono I dan IX ditampilkan dalam acara resepsi pernikahan Gusti Kanjeng Ratu Bendara dan Kanjeng Pangeran Haryo Yudonegoro di Bangsal Kepatihan besok, Selasa 18 Oktober 2011. Dua tarian yang dimaksud adalah beksan (tari) Lawung karya HB I dan beksan Bedhaya Manten karya HB IX.
"Itu tarian ritual khusus pernikahan putra-putri Sultan," kata Kepala Humas Pemerintah DIY Kus Kasriyati saat ditemui di Kepatihan, Senin, 17 Oktober 2011.
Beksan Bedhaya Manten ditarikan oleh enam penari perempuan, mengisahkan perjalanan sepasang manusia dari kecil sampai memasuki gerbang rumah tangga. Sedangkan beksan Lawung adalah tari peperangan. Menggambarkan prajurit keraton yang berlatih ketangkasan berkuda. Alat ketangkasan yang dipergunakan adalah lawung, yaitu tongkat panjang berukuran tiga meter, berujung tumpul, dan digerakkan dengan cara menyilang dan menyodok.
Abdi dalem prajurit Wirabraja Raden Danu Wresni menambahkan kedua tarian tersebut diiringi alunan dua pakon gamelan dari keraton yang diletakkan berhadapan dengan pelaminan. Pakon gamelan ada dua karena perangkat itu menggunakan instrumen dua buah gong. Gong yang di sisi barat adalah Kyai Segara Madu dan yang di sisi timur adalah Kyai Udan Arum. "Perangkat gamelan itu memang digunakan untuk mengiringi tari gagrak (gaya) Yogyakarta," kata Danu.
Selain gamelan, alat musik yang dibunyikan saat resepsi di bangsal Kepatihan adalah biola. Ada sekitar 25-30 orang ahli memainkan biola yang akan menggeseknya. Para pemainnya adalah kolaborasi dari seniman Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), juga Institut Kesenian Jakarta (IKJ). "Tapi biola itu bukan untuk mengiringi tarian. Hanya untuk hiburan," kata Kus.
PITO AGUSTIN RUDIANA