TEMPO Interaktif, Tulungagung - Kepolisian Resor Tulungagung masih memburu seorang remaja yang diduga menjadi pelaku pengeroyokan siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tulungagung. Aksi brutal perkelahian itu direkam dalam kamera telepon seluler dan beredar luas di masyarakat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tulungagung Ajun Komisaris I Gede Dewa Juliana mengatakan, satu remaja perempuan pelaku pengeroyokan telah ditetapkan sebagai buron. Remaja berinisial TI ini terekam tengah mengeroyok seorang siswi SMKN 2 Tulungagung bersama temannya.
Dalam rekaman berdurasi 2 menit 51 detik ini tampak pelaku mendatangi korban yang masih mengenakan seragam sekolah. Mereka bertemu di alun-alun Kabupaten Tulungagung dan langsung terlibat cekcok mulut. Tak lama kemudian, TI bersama temannya mengeroyok korban. Hingga akhirnya hanya TI dan korban yang terlibat perkelahian saling tendang dan jambak.
Ironisnya perkelahian itu disaksikan pelajar lainnya yang menyorakinya dengan kata-kata provokatif seperti, “Nek kalah ngisin-ngisini (kalau kalah malu-maluin)”.
Gede mengatakan sesuai rekaman itu, siswa SMKN diketahui sebagai korban pengeroyokan. Karena itu, polisi hanya mengejar pelaku pengeroyokan yang diketahui sudah tidak bersekolah lagi atau drop out.
Meski telah memeriksa korban, polisi belum bersedia menjelaskan motif pengeroyokan dan perekam video itu. “Kami sudah melakukan pengejaran, identitasnya juga sudah diketahui lewat rekaman itu,” kata Gede, Kamis, 13 Oktober 2011.
Sejak beberapa hari terakhir, kasus perkelahian pelajar perempuan ini ramai menjadi perbincangan warga Tulungagung. Video rekaman perkelahian itu tersebar antartelepon seluler (ponsel). Sejumlah pelajar menduga perkelahian itu dipicu persaingan antar geng pelajar perempuan yang mulai menjadi tren di Tulungagung.
Kepala SMKN 2 Tulungagung Agustina mengakui jika korban pengeroyokan itu adalah muridnya. Sebelumnya korban yang duduk di kelas 10 itu diminta datang ke alun-alun untuk menyelesaikan persoalan. Namun, setibanya di sana, dia malah dikeroyok sejumlah remaja. “Murid saya yang menjadi korban,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung Bambang Kardjono menegaskan akan membela muridnya. Dia bahkan meminta bantuan polisi untuk memburu pelaku pengeroyokan itu. “Dalam hal ini saya harus membela anak-anak,” katanya.
Dia mengakui jika saat ini terjadi tren membentuk kelompok di kalangan pelajar. Hal ini tampak dari rekaman video yang menunjukkan adanya sorakan dan tepuk tangan pendukung masing-masing kubu. Untuk mencegah tindak anarkis ini, dia telah mengumpulkan seluruh pengurus OSIS dari masing-masing sekolah. Mereka diminta berdamai dan turut mencegah pembentukan geng pelajar.
HARI TRI WASONO