TEMPO Interaktif, Bandung - Pemerintah memberikan lampu hijau untuk pembangunan rute kereta baru yang langsung menghubungkan Bandung-Cirebon. ”Kita akan mengembangkan jalur kereta api yang menghubungkan Bandung-Rancaekek-Tanjungsari-Kertajati-Cirebon. Ini sudah disetujui oleh pusat,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dicky Saromi di Bandung, Rabu, 12 Oktober 2011.
Menurutnya, untuk membangun rute baru itu, akan memanfaatkan jalur kereta lama yang kini sudah tidak aktif digunakan. Dia mencontohkan, rute lama kereta api yang akan diaktifkan lagi itu di antaranya rute Bandung-Tanjungsari serta Arjawinangun-Kadipaten.
Dicky menjelaskan, untuk menyambung rute itu agar jalan kereta tersambung dari Bandung ke Cirebon, pemerintah akan membangun jalan kereta baru yang menghubungkan jalur kereta lama itu. Sebagian jalan kereta itu akan menyusuri jalan tol baru yang tengah disiapkan, yakni Cikampek-Palimanan.
Menurutnya, Pemerintah Jawa Barat sudah lama mengusulkan jalur penghubung langsung antara Bandung-Cirebon. Rencana itu, katanya, sudah masuk dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Jawa Barat. Rute kereta itu juga disiapkan sebagai alternatif transportasi menuju Bandara Internasional Kertajati di Majalengka yang tengah dirintis pembangunannya oleh Pemerintah Jawa Barat.
Dikcy mengatakan, saat ini tengah disusun detail desain rute baru itu. Dia mengaku belum bisa menghitung berapa kilometer rute yang akan ditempuh kereta di jalur penghubung Bandung-Cirebon itu. Dia memperkirakan pembangunan fisik jalan kereta baru itu diharapkan bisa digarap mulai 2013 nanti.
Khusus aktivasi jalur kereta Bandung-Tanjungsari, Universitas Padjadjaran berkepentingan. Pekan lalu, Rektor Unpad, Ganjar Kurnia mengatakan, sudah memintanya pada Bappenas. ”Kita sudah berbicara, jalur kereta itu termasuk bagian perencanaan Bappenas,” katanya di kampusnya, Jumat, 7 Oktober 2011 lalu.
Jalur kereta itu, menjadi salah satu alternatif akses yang dibutuhkan universitas itu. Masalahnya, pada 2012, Universitas Padjadjaran memindahkan semua aktivitas kampusnya ke kawasan pendidikan Jatinangor di Sumedang. ”Kita harapkan ada semacam pemberhentian, stasiun (kereta) kecil lah,” kata Ganjar.
AHMAD FIKRI