TEMPO Interaktif, Ponorogo - Musim kemarau tak hanya berdampak pada lahan pertanian, tapi juga hewan ternak. Di Dusun Nggupit, Desa Bulu Lor, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, ratusan sapi betina gagal bunting gara-gara kurang pasokan air dan makanan dari dedaunan.
Peternak sapi setempat, Misman, mengatakan sejak pertengahan tahun ini, sapi-sapi miliknya tak bisa bunting akibat kurangnya pasokan air dan dedaunan yang sulit dicari di musim kemarau. "Sepertinya sapi-sapi kami enggan kawin. Karena itu, banyak peternak yang akhirnya menjual sapinya dan ditukar dengan sapi lain," ungkap Misman, Sabtu, 8 Oktober 2011.
Peternak telah meminta bantuan dokter hewan untuk melakukan pengecekan dan pengobatan. "Hasilnya, hanya beberapa saja yang mau bunting, kebanyakan tetap majer (mandul)," ungkapnya. Misman mengakui akibat kekeringan, sapi-sapinya terpaksa meminum air yang tidak terjamin kebersihannya.
Selain itu, pasokan makanan berupa dedaunan segar juga sulit dicari selama kemarau. "Kami hanya bisa memberi makan dengan kawul (jerami kering)," ucapnya. Gagal panen yang terjadi bulan lalu membuat sapi kurang konsentrat. Bekatul yang didapat dari padi juga langka. Kurangnya gizi pada hewan ini diduga jadi salah satu penyebab sapi warga tak bisa bunting.
Salah seorang dokter hewan setempat, Abdul Samik, menerangkan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, sebagian besar sapi di kampung tersebut mengalami keracunan. "Karena air yang diminum tidak layak. Sapi peternak juga kekurangan dedaunan," katanya.
Namun, menurutnya, keracunan yang dialami sapi ini tidak berbahaya. "Hanya mengakibatkan sapi betina tidak bisa bunting," tandasnya.
Data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ponorogo menyebutkan sebanyak 500 sapi di dua kecamatan di Ponorogo, yakni Kecamatan Badegan dan Jambon, dinyatakan terjangkit penyakit yang memicu sapi tidak bisa bunting. Penyebabnya karena musim kekeringan dan kurangnya gizi dari makanan yang diberikan.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan di dua kecamatan yang mengalami kekeringan itu ditemukan sekitar 500 sapi betina yang tidak bisa bunting. Di dua daerah itu memang sulit air dan pasokan makanan dedaunan," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ponorogo Harmanto. Menurutnya, kurangnya pasokan air dan gizi yang ideal bisa mengganggu reproduksi hewan, termasuk sapi.
ISHOMUDDIN