TEMPO Interaktif, Kediri - Aksi unjuk rasa 50 aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kediri diwarnai kericuhan. Polisi berusaha membubarkan barisan mahasiswa yang mencoba merobohkan pintu pagar.
Aksi unjuk rasa di kantor DPRD Jalan Mayor Bismo itu memanas ketika tuntutan mahasiswa untuk masuk ke halaman gedung dihadang petugas satuan pengamanan setempat. Mereka mengunci pintu pagar untuk menahan pengunjuk rasa yang terus merangsek. Sikap itu memicu kemarahan mahasiswa dengan berusaha merobohkan pintu pagar besi. "Buka pintu atau kami dobrak!" teriak mereka, Kamis, 6 Oktober 2011.
Baca Juga:
Aksi unjuk rasa ini dilatarbelakangi kekesalan mahasiswa atas menjamurnya pusat perbelanjaan modern dan karaoke di Kota Kediri. Selama tiga bulan terakhir telah berdiri dua supermal. Akibat keberadaan mereka, toko kecil yang dikelola masyarakat secara mandiri menjadi mati.
Selain itu, mahasiswa juga meminta penutupan tempat karaoke yang tersebar di setiap sudut kota. Tempat itu ditengarai menjadi lokasi praktek prostitusi yang melibatkan remaja dan pelajar.
Unjuk rasa memanas ketika polisi berusaha mengusir mahasiswa yang terus menggoyang pagar besi. Beberapa polisi juga merebut bendera mahasiswa hingga memicu kericuhan. Sebab mahasiswa memilih bertahan dan merangsek maju. Keributan pecah saat seorang anggota polisi tak sengaja dipukul oleh mahasiswa hingga terjadi aksi balasan. Beruntung keributan itu berhasil diredam setelah perwakilan mereka diterima anggota Dewan.
Ketua HMI Cabang Kediri Muhammad Malfuri menuding wakil rakyat ikut bertanggung jawab atas maraknya mal dan karaoke itu. Karena itu dia mendesak agar mereka menandatangani pernyataan sikap kepada Wali Kota Kediri untuk menutup tempat usaha itu. "Kalau kalian tak mau disebut munafik, tanda tangani sikap ini," ujar Malfuri.
Wakil Ketua DPRD Solahudin dan lima anggota Dewan hanya bisa pasrah saat disodori lembaran itu. Dia berjanji akan mengirimkan rekomendasi penutupan karaoke kepada Wali Kota. "Segera saya sampaikan setelah Wali Kota pulang dari luar negeri," kata dia lagi.
HARI TRI WASONO