TEMPO Interaktif, Purwakarta - Kepolisian Resor Purwakarta, Jawa Barat, telah memeriksa belasan saksi yang diduga telah menjadi pemantik dan pelaku terjadinya aksi perobohan dan pembakaran sejumlah patung wayang golek yang berada di sejumlah sudut kota.
"Kami sudah memeriksa 18 hingga 20 orang saksi," kata Kepala Polres Purwakarta Ajun Komisaris Besar Bachtiar Ujang Purnama, Senin, 19 September 2011.
Tapi, dari belasan saksi yang diperiksa itu polisi belum menetapkan seorang pun untuk menjadi tersangka. "Kami baru akan menetapkan siapa yang menjadi tersangkanya jika hasil pemeriksaan dan alat bukti yang ada mendukungnya," ujar Bactiar.
Dia tak menyebutkan siapa saja dari belasan saksi yang sudah dimintai keterangan tersebut. Ditambahkan Bachtiar, pihaknya juga telah menyita sejumlah barang bukti yang diduga digunakan saat melakukan aksi perobohan dan pembakaran patung wayang tersebut.
Sebelumnya, Ahad 18 Setember 2011, telah terjadi aksi perobohan dan pembakaran empat dari sembilan patung yang terletak di sejumlah sudut Kota Purwakarta. Aksi ini dilakukan ribuan umat Islam seusai menghadiri acara halalbihalal umat Islam se-Kabupaten Purwakarta yang digelar di Masjid Agung Purwakarta.
Dalam aksinya itu mereka merobohkan dan membakar patung Gatotkaca di pertigaan Comro, patung Semar di pertigaan Bunder, patung Bima di pertigaan Ciwareng, dan patung Selamat Datang di perempatan Jalan Martadinata.
Menurut Toto Taufik, Ketua Panitia Halalbihalal Umat Islam Purwakarta, aksi tersebut dilakukan spontan akibat massa kesal terhadap kebijakan Bupati Dedi Mulyadi yang terus membangun patung wayang golek meski sudah diprotes beberapa kali oleh sekelompok umat Islam Purwakarta.
Toto mengaku belum menerima panggilan polisi untuk dimintai keterangan sebagai saksi. "Belum ada panggilan," katanya. Ia juga belum mengetahui kalau polisi sudah memeriksa 18 hingga 20 orang saksi. "Tadi pagi saya tanya polisi apakah sudah ada yang ditangkap," kata Toto. "Tapi, polisi bilang belum."
K.H. Syah Alam Ridwal Alfatah, tokoh Forum Ulama Indonesia Kabupaten Purwakarta, mengatakan dirinya pun belum menerima panggilan polisi. "Malahan kemarin saya kedatangan enam anggota polisi suruhan Kapolres meminta supaya menjaga Purwakarta tetap kondusif," kata Ridwan. "Tapi, kalau kami diminta keterangan siap datang."
NANANG SUTISNA