TEMPO Interaktif, Cilacap - Penyebab meninggalnya tiga pekerja kontrak Pertamina Cilacap, Jawa Tengah, masih belum jelas. Namun mereka tewas diduga karena menghirup gas beracun.
“Dugaan awal karena menghirup gas hidrokarbon,” ujar Ruseno, Kepala Bagian Hubungan Pemerintah dan Masyarakat Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap, Rabu, 14 September 2011.
Ruseno mengatakan saat ini pemeriksaan masih terus dilakukan terkait penyebab tewasnya tiga pekerja kontrak tersebut. Menurut dia, ketiga pekerja meninggal saat sedang membersihkan tangki limbah pengolahan minyak.
Dalam peristiwa tersebut, dia menjelaskan ada tujuh pekerja yang terlibat dalam pengerjaan pembersihan tangki. Dari tujuh orang tersebut, empat pekerja berhasil melarikan diri dan terhindar dari paparan gas beracun. Sementara tiga pekerja lainnya gagal melarikan diri dan tewas di tempat kejadian.
Ruseno menyebutkan tiga korban tewas itu yakni Chen Liang, 28 tahun. Ia tercatat berdomisili di Jalan KH Mansyur No. 121 Gedung City, Jakarta Pusat. Korban kedua yakni Dony, 25 tahun, dengan alamat Kampung Naru, Tanjung Bale, Karimun. Korban terakhir yakni Rafi Rio Basla, 24 tahun, warga Payakumbuh, Sumatera Barat.
Ketiganya tewas di lokasi kejadian. Sedangkan empat pekerja lainnya yang mengalami luka-luka langsung dirawat di RS Pertamina Cilacap dan RSUD Cilacap. Mereka yang terluka yakni Ardy Dana Prabowo, 28 tahun, warga Jalan Cermai 4 Nomor 41 Kelurahan Karangtengah, Tangerang, Banten; Turyono, 26 tahun, warga Panjalu, Ciamis, Jawa Barat; Fahmi H., warga Jalan Riau Gang Harapan, Payung Sekali, Pekanbaru, Riau; dan Sastro, 25 tahun, warga Jalan Sultan Syarif Kosim 27, Pekanbaru, Riau.
Menurut Ruseno, peristiwa tersebut terjadi saat ketujuh pekerja yang dikontrak dari PT Prasada Pamunah Limbah Industri (PPLI) bekerja membersihkan limbah minyak mentah yang ada di tangki 38-T103. Pembersihan limbah, kata dia, dilakukan dengan menyedot endapan limbah dari tangki bak penampungan ke kontainer limbah.
Kontainer limbah atau yang dikenal sebagai Sludge Oil Recovery mempunyai ukuran 6x2x2 meter. Kontainer limbah tersebut berada di samping tangki 38-T103.
Saat itu, kata Ruseno, Chen Liang yang sedang berada di dalam bak kontainer limbah tiba-tiba pingsan diduga karena menghirup gas beracun. Mengetahui ada rekannya yang jatuh pingsan, dua teman lainnya berusaha masuk kontainer untuk memberikan pertolongan.
Bukannya berhasil, kedua orang yang bermaksud menolong itu malah ikut jatuh pingsan. Sementara empat kawannya yang lain segera melarikan diri karena mengetahui adanya bau menyengat dari gas beracun itu. “Mereka mengalami kesulitan bernapas karena sempat menghirup gas beracun yang dikeluarkan dari limbah minyak,” ujarnya.
Dengan kejadian tersebut, kata Ruseno, pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh terkait terjadinya kecelakaan. Ia menyebutkan seluruh korban akan mendapat santunan dari Pertamina. “Ini murni kecelakaan kerja,” katanya.
Meski ada kecelakaan, kata dia, seluruh kegiatan operasional kilang tidak terganggu. Menurutnya, kilang masih beroperasi secara penuh seperti biasanya.
Ketiga jenazah selanjutnya diotopsi di Rumah Sakit Umum Margono Soekarjo, Purwokerto. Otopsi dipimpin oleh ahli forensik RSU Margono, dr Zaenury. Hingga berita ini ditulis, tim dokter masih melakukan otopsi dan belum diketahui hasilnya.
Ruseno mengemukakan saat ini tim dari Kepolisian Resor Cilacap sedang melakukan penyelidikan terjadinya kecelakaan. “Polisi masih melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut,” ujarnya.
General Manager Pertamina RU IV Cilacap Bambang Harijanto mengatakan jenazah korban sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing dan perusahaan kontraktor tempat korban bekerja. “Kami turut berduka atas kecelakaan kerja ini,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya sangat peduli dengan seluruh pekerja baik karyawan tetap maupun pekerja kontrak yang bekerja untuk Pertamina. Menurutnya, kecelakaan kerja tersebut akan menjadi bahan evaluasi Pertamina agar di masa datang tidak terjadi lagi kecelakaan saat bekerja.
Saat ditanya kronologis kejadian, Bambang mengatakan kecelakaan tersebut terjadi saat korban melaksanakan pekerjaan SOR (Sludge Oil Recovery) di area 38-T103. Korban saat itu sedang melakukan pengecekan di bak penampungan lumpur minyak lalu terjatuh ke bak tersebut. Mengetahui kawannya terjatuh, rekan lainnya mencoba untuk menolong, namun ikut terjatuh ke dalam bak tersebut.
Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian belum bisa dimintai keterangan. Saat dihubungi, Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Rudi Dharmoko tidak mengangkat telepon selulernya.
ARIS ANDRIANTO